Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Produk Domestik Bruto I Resesi, Inflasi, dan Kebijakan Moneter Ketat Masih Bayangi RI

Jangan Lengah dengan Laju Pertumbuhan Triwulan III-2022

Foto : Sumber: BPS – Litbang KJ/and/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Data Indef menunjukkan, realisasi APBN untuk belanja barang dan jasa hingga September 2022 turun dibanding 2021. Realisasi konsumsi pemerintah hingga September 2022 sangat rendah yakni 61,61 persen atau lebih rendah dari September 2021 yang sebesar 65,7 persen.

"Potensi ancaman resesi masih ada, suka tidak suka dalam situasi ekonomi global saat ini, Indonesia akan terkena dampak yaitu stagflasi," kata Suhartoko.

Pada kesempatan terpisah, Pengamat Ekonomi dari STIE YKP Yogyakarta, Aditya Hera Nurmoko, mengatakan sangat penting untuk meyakinkan pasar bahwa Indonesia bisa terus tancap gas di tengah ancaman inflasi dan naiknya bunga bank. Di situasi pertumbuhan yang kuat, perlu terus tambahan psikologi pasar agar investasi terus berjalan.

"Dengan psikologi yang baik, yang mau buka warung, mau buka kos-kosan, tidak ragu-ragu. Investasi kecil-kecil di range 1-2 miliar rupiah ini tidak ikut takut dengan kabar-kabar resesi dunia," papar Aditya.

Di sisi lain, pemerintah harus benar-benar fokus untuk memperhatikan sektor-sektor yang saat ini mulai terpuruk seiring dengan lemahnya permintaan dunia. Pabrik tekstil di Yogyakarta, misalnya, sudah mulai mengurangi jam kerja karyawannya karena adanya pembatalan kontrak dan ketidakjelasan kontrak untuk tahun depan.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top