Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Program Daerah -- Ibu Kota Perlu Stok Tiga Kali dari Sekarang

Jakarta Mulai Antisipasi Krisis Pangan Jangka Panjang

Foto : ANTARA/Wahdi Septiawan

Arsip. Petani menanam padi di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta juga bekerja sama dengan daerah-daerah penghasil pangan, termasuk NTT.

JAKARTA - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan akan terjadi kriris pangan pada tahun 2050 karena berbagai sebab seperti perubahan iklim. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jakarta mulai mengantisipasi krisis pangan jangka panjang hingga 2050.

"Dari peringatan PBB pada tahun 2050 bakal terjadi krisis pangan. Maka, mulai dari sekarang Pemprov Jakarta sudah mulai ancang-ancang," kata Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono, Senin (1/7). Dia mengatakan ini dalam acara sembako murah di RPTRA Pulo Gundul, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat.

Dia berharap calon gubernur Jakarta juga mulai memikirkan masalah tersebut. "Saya harap bakal calon gubernur Jakarta, juga memikirkan masalah ini agar kelak tidak terjadi kerawanan pangan di Jakarta," katanya.

Pemprov Jakarta akan kerja sama dengan daerah penghasil pangan guna mencegah krisis pangan. Lalu, Pemprov Jakarta juga melibatkan BUMD bidang pangan seperti Food Station, Sarana Jaya, Pasar Jaya dan Darma Jaya. "Perlu stok tiga kali agar pangan aman. Juga kerja sama dengan daerah-daerah penghasil pangan, termasuk NTT," tambahnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Provinsi Jakarta, Suharini Eliawati, menjelaskan, kegiatan sembako murah yang digelar Pemprov Jakarta merupakan salah satu upaya mempermudah masyarakat memperoleh bahan pangan bermutu dengan harga terjangkau. Selain itu, sembako murah juga untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan serta mengendalikan inflasi daerah.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka, Antara

Komentar

Komentar
()

Top