Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembungkaman Kritikus

Jack Ma "Hilang" setelah Kritik Jaminan Kredit Perbankan Tiongkok

Foto : PHILIPPE LOPEZ/AFP

JACK MA

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Jack Ma, miliarder asal Tiongkok, yang mendirikan dua perusahaan raksasa, Alibaba dan Ant Group, dikabarkan menghilang sejak dua bulan lalu. Jack Ma diduga turut menjadi korban pembungkaman setelah melontarkan kritik dalam sebuah acara pada Oktober tahun lalu.

Jika benar Jack Ma menghilang akibat kritiknya, taipan Alibaba tersebut menambah panjang daftar warga negara Tiongkok yang dibungkam lantaran vokal mengkritik pemerintah "Negeri Panda" itu.

Berita tentang hilangnya Jack Ma dimulai saat dirinya tidak hadir di babak final program reality show-nya, Africa's Business Heroe, November 2020. Dia seharusnya menjadi juri dalam acara itu. Tak hanya menghilang, foto-fotonya juga dihapus dari situs web acara tersebut.

Absennya taipan e-commerce dari final program reality show-nya itu terjadi setelah dia berbicara dalam sebuah forum di Shanghai, 24 Oktober 2020. Saat itu, Jack Ma mengkritik bank di Tiongkok yang beroperasi layaknya rumah gadai karena harus memberikan jaminan terkait dengan kredit.

Regulasi perbankan yang berlaku di Tiongkok, menurut Jack Ma, hanya menghambat inovasi dan harus direformasi guna mendorong ekonomi. Pria berusia 56 tahun itu juga menyerukan reformasi sistem yang menurutnya telah menghambat inovasi bisnis. Dia menyamakan peraturan perbankan global dengan "klub orang tua".

Sebelum Jack Ma menghilang, pemerintah Tiongkok berhasil menjegal perusahaan keuangan online raksasa Ant Group miliknya melantai di bursa saham (IPO). Jika rencana IPO itu berhasil, peluncuran Ant Group ke pasar saham diperkirakan akan mencatatkan lebih dari 300 miliar dollar (4,1 kuadriliun rupiah). Nilai itu melampaui rekor listing sebelumnya yang dipegang perusahaan minyak raksasa Saudi Aramco tahun 2019 yang senilai 25 miliar dollar AS (375 triliun rupiah).

Namun kemudian, regulator Tiongkok memanggil para eksekutif puncak Ant Group. Mereka diminta menghentikan IPO karena masalah kepatuhan. Taipan Tiongkok berusia 56 tahun itu kini telah merosot ke urutan ketiga dalam daftar kaya negara itu setelah mengkritik pihak berwenang dan menghilang dari acara TV-nya sendiri.

Kekayaannya turun dari 61,7 miliar dollar AS (866 triliun rupiah) pada Oktober, menjadi 51,2 miliar dollar AS (718 triliun rupiah). Penurunan itu disinyalir terjadi karena kerajaan Alibaba-nya menghadapi peningkatan pengawasan dari regulator Tiongkok.

Korban Pembungkaman

Tiongkok memang dikenal sangat keras menindak para pengkritik pemerintahan. Beberapa dibungkam, tetapi ada juga yang sampai dijebloskan ke penjara atau meninggal.

Dr Li Wenliang, misalnya. Mendiang Dr Li Wenliang merupakan salah satu dari sekelompok dokter di Wuhan yang mengunggah peringatan di media sosial tentang penyebaran virus korona, Desember 2019. Dr Li kemudian ditegur polisi karena dianggap menyebarkan kabar yang mengganggu ketenteraman sosial.

Seorang citizen journalist bernama Zhang Zhan dipenjara empat tahun karena menyiarkan langsung situasi pandemi Wuhan ketika wabah Covid-19 mulai melanda. Zhang mengkritik respons awal pemerintah soal Covid-19 di Wuhan, menulis dalam esai pada Februari bahwa pemerintah tidak memberikan informasi yang cukup kepada warga, dan hanya me-lockdown kota.

Taipan real estat Tiongkok dan kritikus, Ren Zhiqiang, dihukum penjara 18 tahun pada Selasa (22/9) dengan tuduhan korupsi. Ren dulunya pernah menjadi elite politik di lingkaran dalam Partai Komunis Tiongkok. Ia sempat menghilang pada Maret, setelah menulis esai tentang penanganan Covid-19. n SB/AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top