Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengolahan Sampah

ITF Diharapkan Selesai dalam Tiga-Empat Tahun

Foto : ANTARA/Livia Kristianti

Sejumlah pekerja konstruksi ITF (Intermediate Treatment Facility) melakukan pengetesan tanah di Sunter, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu. .

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berharap fasilitas pengolahan sampah menjadi energi terbarukan atau Intermediate Treatment Facility (ITF) di Jakarta bisa selesai dalam waktu tiga hingga empat tahun ke depan.

Harapan tersebut, kata Riza, mengingat permasalahan sampah di Jakarta yang tidak kurang dihasilkan sebanyak 7.800 ton per hari menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan di Jakarta.

"Di Jakarta ini tidak kurang terdapat sampah 7800 ton per hari. Ini sedang kita upayakan penanganannya, dengan membangun ITF, tempat pengelola sampah berskala besar dan beberapa yang berskala kecil," katanya di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Menurut dia, pihaknya sedang memulai dan diharapkan tiga sampai empat tahun mendatang memiliki tempat pengolahan sampah tersebut.

Menurut Riza, pengelolaan sampah dengan cara ini sudah diterapkan di banyak negara maju. Jakarta pun ingin mengadopsi cara itu sebagai salah satu solusi.

"Teknologinya tentu teknologi canggih dalam pengelolaannya. Menggunakan proses dan teknologi sebagaimana yang digunakan di negara-negara maju," ungkapnya.

Meski demikian, Riza menyebut dengan pembangunan ITF juga belum bisa disebut tuntas penanganan sampah Jakarta, terlebih tidak semua sampah bisa dimanfaatkan oleh ITF menjadi sumber listrik misalnya.

"Tidak mudah ya, di banyak negara maju pengolahan sampah sudah dibangun di tengah kota tempatnya bersih, baik, rapih, dengan teknologi yang canggih. Sampahnya juga sudah diatur semua, plastik, besi, organik dan sebagainya," ucap Riza.

Karenanya, kata Riza, untuk menyelesaikan permasalahan sampah di Jakarta, perlu kerjasama dan peran semua pihak termasuk masyarakat yang harus mulai melakukan pemilahan sampah dari rumahnya masing-masing.

"Seperti di negara maju, sudah bagus bisa memilah-milah. Coba masyarakat juga mulai memilah dan mengelompokkan sampah, dibuang di tempat terpisah dengan pengelolaannya," ucap Riza.

Proyek ITF Sunter ini disebut-sebut sebagai salah satu tempat pengolahan sampah terbesar di dunia karena mampu mengolah 2.200 ton sampah.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Sriyono

Komentar

Komentar
()

Top