Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Isolasi Mandiri di Rumah Saat Dinyatakan Positif Covid-19

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pertanyaan:
Bu Rossa, saya melihat berita tentang banyaknya orang yang tetap mudik lebaran tahun ini, juga ramainya tempat-tempat wisata, pasar dan mal. Semoga angka Covid-19 tidak kembali meningkat. Anggota keluarga saya sendiri juga ada yang positif. Padahal selama ini di rumah saja. Saya khawatir karena keluarga beberapa kali bertemu langsung. Jika ternyata kami dinyatakan positif Covid-19, apa saja yang harus dilakukan saat isolasi mandiri di rumah?
Jawaban:
Kasus Covid-19 di Indonesia sebelum ramadan mulai menurun. Namun, dikhawatirkan melonjak lagi setelah lebaran karena banyak yang melanggar larangan mudik, kumpul keluarga, dan berkerumun di tempat-tempat umum.
Saat ini virus Covid-19 jenis baru juga sudah mulai masuk ke negara kita, yaitu B117 asal Inggris, kemudian B1351 asal Afrika Selatan dan varian mutasi ganda dari India B 1617. Yang perlu lebih diwaspadai, banyak orang positif Covid-19 tanpa gejala. Terlihat sehat, namun tubuhnya sudah terjangkit virus korona.
Satu orang terinfeksi, bisa menular ke banyak, termasuk keluarga. Jika kondisi tidak berat bisa isolasi mandiri di rumah. Tapi tentu saja isolasi mandiri ada syaratnya. Tidak semua orang positif Covid-19 dapat isolasi mandiri. Pada kondisi tertentu, pasien harus mendapat perawatan di Rumah Sakit Darurat atau Rumah Sakit Rujukan. Berikut ini penjelasan tentang isolasi mandiri yang dimuat cermati.com.
Jika suspek atau sudah positif Covid-19, seseorang dapat melakukan isolasi mandiri. Sedangkan bila menjadi salah satu kontak erat dengan pasien korona, lakukan karantina mandiri. Sebetulnya sama saja. Tetapi istilah isolasi mandiri untuk orang sakit. Sedangkan kalau sehat, dinamakan karantina mandiri.
Isolasi mandiri di rumah harus dilakukan secara benar guna memutus mata rantai penularan. Apabila salah pengaplikasian, isolasi mandiri justru memunculkan klaster keluarga. Instagram Dokter RA Adaninggar (@ningzsppd) memuat cara isolasi mandiri bagi pasien Covid-19. Syarat-syaratnya:

1. Tanpa gejala
2. Mengalami gejala ringan dan sedang, seperti demam atau riwayat demam dengan suhu di atas 38 derajat celsius, atau batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, dan pilek
3. Tidak memiliki penyakit penyerta
4. Rumah memenuhi syarat untuk isolasi mandiri
5. Lingkungan mendukung pemenuhan kebutuhan fisik, mental, dan medis pasien
6. Pada kondisi tertentu pun bisa isolasi mandiri atas izin dokter, misalnya rumah sakit penuh.
Keluarga juga perlu menjalani isolasi mandiri bila sama-sama menderita Covid-19 atau melakukan kontak erat dengan pasien, wajib karantina selama 14 hari. Rumah tempat isolasi mandiri tidak boleh sembarangan, harus memenuhi syarat:

1. Memiliki ruangan khusus terpisah untuk isolasi dengan ventilasi yang baik (pintu dan jendela)
2. Memiliki kamar mandi terpisah
3. Ruangan yang sering digunakan bersama, seperti dapur mesti punya ventilasi yang baik.
Bagaimana jika tidak memenuhi? Kalau kamar tidur cuma satu, boleh tidur di kamar yang sama, tetapi di kasur berbeda dengan jarak minimal 1 meter. Buka ventilasi pintu atau jendela.
Jika Kamar mandi juga hanya satu, buka ventilasi jendela atau pintu. Beri jeda waktu jika ingin menggunakan kamar mandi dengan anggota keluarga lain. Rutin bersihkan kamar mandi atau toilet dengan air dan sabun atau deterjen. Ini terutama pada permukaan yang sering dipegang bersama seperti gagang pintu, keran, flush toilet, dan gayung.

Selama isolasi mandiri, harus melakukan beberapa langkah penting:
1. Memaksimalkan aktivitas di kamar dan membatasi aktivitas di luar kamar isolasi.
2. Kurangi berbagi ruangan yang sama dengan anggota keluarga lain.
3. Menggunakan masker medis bila keluar kamar, saat interaksi dengan anggota keluarga, dan saat kontrol ke dokter.
4. Menggunakan alat makan dan minum, serta alat mandi terpisah.
5. Konsumsi makanan bergizi, tidur cukup 6-8 jam per hari, hindari stres, minum obat sesuai anjuran dokter, dan selalu melaporkan perkembangan kondisi ke dokter.

Keluarga pasien di rumah pun perlu melakukan tindakan pencegahan:
1. Batasi hanya satu orang yang berinteraksi khusus merawat pasien (pilih orang yang sehat tanpa penyakit lain yang melemahkan daya tahan tubuh).
2. Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien. Keringkan dengan handuk kertas.
3. Memakai masker medis bila berinteraksi dengan pasien atau ke kamar isolasi.
4. Menggunakan sarung tangan dan masker medis bila kontak dengan darah/tinja/air kencing/cairan tubuh pasien.
5. Memberi dukungan moril kepada pasien.
6. Selalu mengawasi perkembangan gejala pasien dan melapor ke dokter.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top