Ironis, Pulau Run Masih Terbelakang, Manhattan Jadi Kota Termaju Dunia
Selain itu, lanjut dia, daerah kaya sumber daya alam, seperti minyak, gas, dan batu bara, seakan hanya menjadi lahan perburuan, tapi rakyatnya tidak diurus. "Padahal, apa susahnya membangun power plant dari energi terbarukan di daerah terbelakang.
Kenapa semua dana ditumpahkan di Jakarta, jor-joran kredit properti. Inilah yang mendorong urbanisasi," ujar Ivan. Dihubungi terpisah, pengamat pertanian dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya, Ramdan Hidayat, juga memaparkan contoh kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat di daerah, yakni impor pangan.
Menurut dia, daripada menghabiskan devisa untuk impor beras 500 ribu ton, akan lebih bermanfaat jika dana itu digunakan untuk membantu petani tingkatkan produktivitas.
"Membantu meningkatkan produksi petani cukup dengan rupiah yang dicetak Bank Indonesia, sedangkan impor dengan dollar AS dari devisa yang sebagian dari utang," ujar dia. Ramdan mengingatkan bahwa kebijakan pemerintah pusat akan sangat menentukan kesejahteraan rakyat di daerah pelosok.
Contohnya, utang Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang menguras APBN menyebabkan daerah terpencil tidak kebagian anggaran untuk pembangunan. "Pusat yang menghabiskan dana untuk belanja modal semestinya juga harus melayani daerah tertinggal.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya