Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ironi Impor Guru

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Kini begitu banyak guru yang lahir bukan dari kawah candradimukanya guru, yaitu Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP). Begitu mudah untuk setiap lulusan diploma atau universitas menjadi guru, meski tidak memilki bekal pedagogis sebagai calon guru. Guru-guru yang sudah terlanjur menjadi pegawai negeri sipil (PNS), banyak yang sekadar memenuhi tanggungjawab administrasi dan kehadiran mengajar, gaji, tunjangan, dan sertifikasi terus naik, namun tidak seimbang dengan kualitas pekerjaan. Sementara guru-guru swasta dan honorer berjibaku keras agar tetap bertahan menjadi guru. Semuanya menjadi pusaran yang memprihatinkan, sebab sudah mengabaikan sendi profesionalisme.

Jelas sekali bahwa selama ini, kemerosotan pendidikan bukan diakibatkan oleh kurikulum tetapi oleh kurangnya kemampuan profesionalisme guru. Jangankan guru-guru kita telah siap dalam era Revolusi Industri 4.0. berada dalam era milenieal saja terus tergopoh-gopoh.

Revolusi Guru

Untuk itu, dalam menghadapi tantangan pendidikan, kesadaran atas memprihatinkannya profesionalisme guru di Indonesia, sejatinya bukan hanya diperlukan instruktur luar negeri untuk melatih guru-guru kita, namun harus ada tindakan tegas, seperti revolusi guru.

Bila pemerintah berpikir dan akhirnya benar mengimpor instruktur TOT untuk guru-guru atau dosen kita, artinya sebenarnya pemerintah yang terdiri dari Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy serta berkolaborasi dengan Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Kementrian Pertanian dan Menteri Perindustrian, sedang menggunting benang kusut.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top