Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 18 Des 2024, 08:25 WIB

Investor Fokus ke The Fed, Rupiah Diprediksi Melemah Lanjutan

Foto: istimewa

JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ber­potensi kembali melanjutkan pelemahannya tengah pekan ini. Sentimen global diperkirakan masih doiman mempe­ngaruhi pelemahan rupiah.

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong meli­hat rupiah masih dalam tekanan lantaran investor masih mengantisipasi kemungkinan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan bernada hawkish pada pertemuan dewan kebijakan FOMC. Karenanya, Lukman memproyek­sikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (18/12), bergerak di kisaran 16.050 - 16.200 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah terhadap dollar AS dalam per­dagangan, Selasa (17/12) sore, ditutup melemah 99 poin atau 0,62 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.101 ru­piah per dollar AS.

“Pasar menunggu keputusan suku bunga dari bank sen­tral utama (Federal Reserve) akhir minggu ini,” ujar Direk­tur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi dalam kete­rangan resmi di Jakarta, Selasa (17/12).

Dalam pertemuan Federal Reserve (The Fed) pekan ini, diperkirakan akan ada pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis points (bps) yang menandai laju pemotongan lebih lambat pada 2025. Menurut dia, prospek suku bunga yang lebih rendah biasanya mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, ketidakpastian seputar arah kebijakan The Fed di masa mendatang telah menimbulkan keraguan pasar.

Selain itu, data ekonomi Tiongkok mengalami pele­mahan jika dilihat dari harga rumah yang turun sebesar 5,7 persen year on year pada bulan November dari sebelumnya 5,9 persen pada bulan Oktober. Hal ini menunjukkan ada­nya tantangan yang sedang berlangsung di sektor real estat, seiring terjadi kelemahan dalam belanja konsumen.

“Perlambatan penjualan ritel mencerminkan permin­taan domestik yang rapuh. Selain itu, peningkatan moderat dalam output industri menunjukkan aktivitas manufaktur tidak cukup kuat untuk meningkatkan permintaan komo­ditas,” ucap Ibrahim.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.