Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perang Dagang dengan Tiongkok

Investor AS Khawatir dengan Perintah Eksekutif Presiden Trump

Foto : HECTOR RETAMAL/AFP

LARANGAN INVESTASI I Seorang pialang berlalu di depan gedung bursa saham Shanghai, Tiongkok, beberapa waktu lalu. Presiden Trump di akhir jabatannya melarang investor AS berinvestasi di perusahaan Tiongkok.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Investor Amerika Serikat (AS) yang memegang satu triliun dollar AS saham di perusahaan Tiongkok khawatir dengan perintah eksekutif Presiden Donald Trump, di sisa masa jabatannya.

Mulai minggu depan, investor AS dari "hedge fund" hingga individu akan dilarang membeli saham dari 35 perusahaan Tiongkok yang memiliki hubungan dengan militer negara itu, dan kepemilikan yang ada akan dilikuidasi pada November.

Akibatnya, sekitar 200 lebih perusahaan Tiongkok yang berdagang di New York dan Nasdaq mungkin menghadapi penghapusan pencatatan, jika mereka tidak mengizinkan regulator AS untuk meninjau hasil audit.

Kini, Gedung Putih sedang mempertimbangkan langkah untuk melarang investasi saham di Alibaba Group Holding, pemilik South China Morning Post, dan Tencent Holdings, yang kapitalisasi pasar gabungannya sebesar 1,4 triliun dollar AS, dua kali lebih besar dari pasar saham Spanyol. Hal itu kemungkinan akan menyebabkan guncangan pada portofolio saham Tiongkok milik investor AS.

Menurut data Goldman Sachs, setengah dari kepemilikan satu triliun dollar AS disimpan melalui tanda terima penyimpanan Amerika (ADR), dan reksa dana, serta dana lindung nilai menyumbang 86 persen dari total eksposur.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, investor AS pada 3 Januari memegang 62 persen dari ADR Alibaba, dan kepemilikan AS atas sekuritas pengganti Tencent yang diperdagangkan di AS adalah 87 persen.

Investor Bingung

Sementara itu, perintah eksekutif yang melarang investasi di perusahaan-perusahaan Tiongkok yang terkait dengan militer akan segera berlaku. Drama seputar penghapusan tiga operator telepon Tiongkok dari New York Stock Exchange (NYSE) telah membingungkan investor AS.

Sebuah perusahaan pengelola dana AS yang berinvestasi di saham Tiongkok, mengatakan bahwa pihaknya masih menilai implikasinya dan belum mulai menyesuaikan portofolionya, mengingat berita utama yang kacau dan membingungkan baru-baru ini tentang masalah penghapusan pencatatan.

Perusahaan itu mengatakan masih ada kemungkinan bahwa pembatasan investasi Tiongkok akan dilonggarkan atau dicabut, saat Presiden terpilih Joe Biden menjabat pada 20 Januari. Meskipun Biden diperkirakan akan mempertahankan sikap keras terhadap Tiongkok, kebijakannya cenderung lebih dapat diprediksi.

"Di tengah kemerosotan ekonomi global, investor Amerika yang berinvestasi di perusahaan Tiongkok, sebagian besar, akan kehilangan sisi positif pasar Tiongkok, yang akan membawa kerugian besar pada hasil investasi mereka," kata Presiden Pusat Tiongkok dan Globalisasi, wadah pemikir yang berbasis di Beijing, Wang Huiyao. n SB/SCMP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top