Kamis, 19 Des 2024, 09:40 WIB

Investor Akan Cermati Hasil Rapat FOMC, Berikut Ini Prediksi Kurs Rupiah

Foto: istimewa

JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diper­kirakan masih rawan tertekan penguatan dollar AS, hari ini (19/12). Rencana kenaikan PPN menjadi 12 persen diperkira­kan menjadi sentimen negatif bagi investor, selain keputusan pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi melihat rupiah cenderung berpotensi melemah lantaran pa­sar merespons negatif terhadap kenaikan tarif Pajak Pertam­bahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen mulai 1 Januari 2025. Kebijakan ini dinilai tidak membawa perubahan signifikan.

Karenanya, Ibrahim memproyeksikan kurs rupiah terha­dap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Kamis (19/12), bergerak melemah di kisaran 16.080 - 16.140 rupiah per dollar AS.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan, Rabu (18/12) sore, ditutup menguat 3 poin atau 0,02 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.098 rupiah per dollar AS.

Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan nilai tukar rupiah tertekan dollar AS men­jelang pertemuan dewan kebijakan The Fed atau Federal Open Market Committee (FOMC) dini hari tadi. “Saya me­lihat rupiah dan mata uang regional masih akan cenderung tertekan terhadap dollar AS. Dollar AS sendiri masih cukup kuat menjelang pertemuan FOMC,” ujarnya ketika ditanya, di Jakarta.

Untuk pergerakan indeks dollar pada pagi ini, meng­alami kenaikan menjadi 106,92 dibandingkan pagi sebe­lumnya, yakni 106,77. Artinya, dollar AS masih menguat dibandingkan nilai tukar lainnya.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan: