Investasi Sulit Jadi Tumpuan
Indonesia masih berkutat pada hal-hal fundamental untuk memperbaiki daya saing, seperti masalah institusi, infrastruktur, keterampilan, hingga tenaga kerja yang sudah diselesaikan negara lain.
JAKARTA - Investasi asing (PMA) dinilai sulit menjadi tumpuan untuk mendongkrak ekonomi di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini. Praktis, mesin pertumbuhan ekonomi saat ini hanya mengandalkan konsumsi domestik meskipun daya beli masyarakat melemah.
"Setiap negara ingin agar penanaman modalnya ada di negara dia sendiri dulu, jangan ke negara lain," kata pengamat ekonomi, Abdul Manap Pulungan diskusi daring di Jakarta, Kamis.
Sejumlah negara bahkan memberikan stimulus yang jorjoran bagi pengusahanya untuk kembali dan merealisasikannya di negara asal.
Kondisi tersebut juga terekam dalam data penanaman modal di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang pada triwulan II 2020 tercatat realisasi penanaman modal asing (PMA) turun 8,1 persen dari periode yang sama tahun lalu. Sementara, investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada semester I 2020 tercatat masih tumbuh 13,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menurut Abdul, penurunan PMA mengkhawatirkan. Pasalnya, PMA dibutuhkan sebagai pemasok likuiditas dalam bentuk valas untuk pembiayaan impor dan aktivitas pembayaran utang pemerintah. "Serta, digunakan bank sentral untuk mengintervensi pasar saat terjadi depresiasi rupiah yang sangat signifikan," imbuhnya.
Abdul menambahkan Indonesia juga masih berkutat hal-hal fundamental untuk memperbaiki daya saing seperti masalah institusi, infrastruktur, keterampilan, hingga tenaga kerja yang sudah diselesaikan negara lain.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya