Investasi di 'Green Economy' Harus Dipercepat
Foto: istimewaJAKARTA- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong investasi berkelanjutan sebagai sarana yang signifikan untuk mendorong pemulihan ekonomi serta mendorong pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs).
"Investasi menjadi salah satu sarana yang signifikan untuk menggerakkan ekonomi dan mendorong pemulihan dari pandemi, serta dapat mendukung upaya pencapaian target-target SDGs," kata Airlangga di Jakarta, Jumat (18/3).
Investasi berkelanjutan, jelas Menko menjadi jawaban untuk menjadikan investasi asing global lebih tangguh dari berbagai guncangan dan tantangan di masa depan.
"Investasi berkelanjutan adalah istilah yang mencakup pendekatan investasi yang mempertimbangkan harmonisasi faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola," katanya.
Indonesia bersama 192 negara lainnya berkomitmen untuk mencapai tujuan SDGs yang salah satu agenda utamanya adalah pengembangan ekonomi yang berkelanjutan melalui implementasi beberapa target yang telah ditetapkan.
Melalui Forum G20, Indonesia mendorong berbagai upaya pemulihan di antaranya melalui kerja sama vaksin, penundaan pembayaran utang bagi negara miskin, pembentukan Joint Task Force Kesehatan dan Keuangan, dan berbagai upaya kerja sama ekonomi dalam rangka pemulihan pasca-pandemi.
Di sisi lain, SDGs memasukkan empat pilar modal yang menjadi penting dalam proses pemulihan ekonomi pasca pandemi yakni manusia, sosial, alam, dan fisik.
"Dalam rangka pencapaian target SDGs tersebut, penanaman modal asing (PMA) berkelanjutan menjadi salah satu alat yang sangat penting bagi negara-negara potensial untuk berkontribusi pada percepatan pembangunan berkelanjutan," kata Airlangga.
Lebih lanjut ia menuturkan transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan merupakan tanggung jawab besar dan sekaligus memberikan peluang besar. Potensi di sektor energi terbarukan harus diikuti dengan skenario dan peta jalan yang jelas, termasuk dalam hal pendanaan dan investasi.
"Kami berharap dengan kerja sama dan partisipasi aktif dari seluruh pihak, kita dapat mempercepat pemulihan ekonomi dan investasi di bidang green dan blue economy, serta SDGs dalam rangka mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan," kata Menko.
"Zero Emission"
Peneliti Ekonomi Core, Yusuf Rendi Manilet yang diminta pendapatnya mengatakan setelah pandemi berlalu Pemerintah punya pekerjaan rumah utama. Pertama, mengembalikan level pertumbuhan ekonomi ke level sebelum pandemi dan mendorong ke level yang lebih tinggi.
Kedua, mencapai target pengurangan zero emission sesuai dengan kesepakatan Glasgow dan juga mencapai poin-poin dalam pembangunan berkelanjutan (SDGs). "Tentu salah satu pendekatan yang bisa mengakomodir kedua agenda utama itu dengan mendorong investasi yang berkaitan dengan SDGs," kata Rendi.
Beberapa di antaranya seperti investasi energi baru terbarukan (EBT), investasi yang dapat menyediaakan lapangan kerja yang layak, dan juga investasi yang diperuntukkan untuk pembangunan desa.
Untuk investasi EBT saya kira beberapa hal perlu dilakukan oleh pemerintah seperti misalnya memanfaatkan energi seperti matahari dan juga air untuk menggantikan energi konvensional secara bertahap. Sementara investasi di sektor manufaktur merupakan salah satu solusi untuk menjawab masalah penyediaan lapangan kerja yang layak.
Redaktur: Vitto Budi
Penulis: Eko S, Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Dorong Sistem Pembayaran Inklusif, BI Hadirkan Tiga Layanan Baru BI-Fast mulai 21 Desember 2024
- 2 Kenaikan PPN 12% Bukan Opsi Tepat untuk Genjot Penerimaan Negara, Pemerintah Butuh Terobosan
- 3 Pemerintah Harus Segera Hentikan Kebijakan PPN 12 Persen
- 4 Desa-desa di Indonesia Diminta Kembangkan Potensi Lokal
- 5 Libur Panjang, Ribuan Orang Kunjungi Kepulauan Seribu
Berita Terkini
- Jadwal Operasional MRT Berubah Selama Libur Natal dan Cuti Bersama
- Pj. Gubernur Adhy Minta Wali Kota Pasuruan Lakukan Percepatan Pembangunan
- Arus Lalu Lintas Mudik Natal 2024 Terpantau Masih Lancar
- Seskab Teddy Angkat Suara Soal Presiden Erdogan “Walk Out” Saat Pidato Prabowo
- Jepang dan AS Salahkan Korea Utara atas Pencurian Kripto Senilai $300 Juta