![Investasi di Energi Bersih Efektif Kurangi Emisi Karbon](https://koran-jakarta.com/images/article/investasi-di-energi-bersih-efektif-kurangi-emisi-karbon-220426005955.jpg)
Investasi di Energi Bersih Efektif Kurangi Emisi Karbon
![Investasi di Energi Bersih Efektif Kurangi Emisi Karbon](https://koran-jakarta.com/images/article/investasi-di-energi-bersih-efektif-kurangi-emisi-karbon-220426005955.jpg)
SITI SHARA Peneliti Keuangan Iklim AEER - Harus dibarengi pengurangan pembiayaan pada energi fosil sehingga dapat mengurangi risiko kerusakan lingkungan dan mencapai target 29 persen reduksi karbon pada 2030 secara mandiri.
JAKARTA - Penerapan ekonomi hijau atau green economy akan mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (25/4), mengatakan pemerintah telah menetapkan arah kebijakan melalui pembangunan rendah karbon yang mengacu pada Nationally Determined Contributions (NDC).
Indonesia sendiri berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada 2030. Penerapan ekonomi hijau, jelas Menko, dilakukan dengan implementasi kebijakan harga karbon dalam bentuk carbon cap and trade, melalui pemungutan pajak karbon.
Untuk mendorong ekonomi hijau, Airlangga mengatakan pentingnya peran pembiayaan. Guna mengisi kesenjangan pembiayaan dalam mendorong ekonomi hijau tersebut, pemerintah mengeluarkan instrumen keuangan inovatif yakni Sukuk Hijau.
Selain itu, pemerintah juga mendirikan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) dalam rangka meningkatkan kualitas pembiayaan hijau.
Sementara itu, Peneliti Keuangan Iklim dari Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER), Siti Shara, mengatakan instrumen keuangan seperti Sukuk Hijau dapat membantu pengembangan proyek hijau yang kekurangan modal.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya