Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilisasi Harga Pangan l Bulog Gelontorkan 209 Ribu Ton Beras Operasi Pasar

Intensifkan Operasi Pasar Selama Paceklik

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah diminta mengintensifkan intervensi pasar melalui operasi pasar (OP) selama musim paceklik. Musim paceklik yang berlangsung Januari hingga Februari membuat produksi terganggu sehingga pasokan ke pasar terhambat.

Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso, mengatakan untuk harga beras yang saat ini melonjak tinggi diakibatkan adanya musim paceklik yang biasa terjadi pada Januari hingga Februari. Karena itu, dirinya meminta pemerintah lebih intensif melakukan operasi pasar guna merendam lonjakan harga beras saat ini.

"Paceklik terberat itu memang sekitar Januari dan Februari ini. Jadi, pada saat inilah pentingnya pemerintah hadir dalam arti harus betul-betul intensif melakukan operasi pasar," jelasnya di Jakarta, Senin (13/2).

Dia melanjutkan kondisi itu akan berkurang pada bulan ketiga sebab puncak panen raya akan terjadi pada Maret hingga April. Kondisi tersebut, kata Alimoeso, akan membuat beras Indonesia dalam posisi melimpah.

Sejumlah petani di beberapa daerah juga bahkan sudah ada yang mulai panen pada Januari dan Februari di antaranya wilayah Sragen, Demak, Lamongan, Ngawi, dan Karawang.

"Jadi, ini panennya mulai dari sedikit-sedikit dulu, baru puncaknya sekitar Maret-April," ujarnya.

Dikatakan Sutarto, daerah pertama yang akan mulai panen raya antara lain Provinsi Jawa Barat seperti Subang Atas, lalu setelahnya ada Karawang, Cirebon, hingga Pamanukan. Sementara untuk Provinsi Jawa Tengah, panen raya pertama kali akan dimulai dari Kota Demak Pantai Utara, kemudian disusul Pantai Selatan.

Dalam kesempatan lain, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso menegaskan, dari awal tahun hingga hari ini pihaknya sudah menggelontorkan sebanyak 209 ribu ton beras operasi pasar di seluruh Indonesia. Pihaknya juga sudah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran bahwa program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) harus berjalan lancar sampai dengan stabilnya harga beras.

Khusus untuk penyaluran beras SPHP di Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta Timur, Bulog terangnya akan kami top up dari 13 ribu menjadi 30 ribu ton. "Untuk itu saya perlu lihat langsung dan memastikan downline-downline-nya supaya tidak terjadi penyimpangan," tegas Buwas.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, menjelaskan produksi dan distribusi menjadi faktor yang sangat penting dalam upaya menjaga ketersediaan dan stabilitas pangan nasional.

Pelaksanaan produksi paparnya harus didukung dengan aktivitas distribusi berbasis data, serta kesiapan sarana/ fasilitas logistik dan teknologi. Hal tersebut agar komoditas pangan produksi petani, peternak, dan nelayan terserap dengan optimal sehingga memberikan keuntungan dan nilai tambah.

Menurutnya, integrasi hulu-hilir atau produksi dan distribusi menjadi kunci bagi penguatan ekosistem pangan nasional yang berkelanjutan.

Perlunya kesinambungan proses tersebut, menurut Arief, karena pengelolaan pangan tidak bisa dilakukan secara parsial, maka kolaborasi bersama sektor penta helix menjadi penting.

Program Strategis

Dalam hal penguatan distribusi, Arief menyebutkan, Bapanas menjalankan sejumlah program strategis, seperti Optimalisasi Tol Laut, Fasilitasi pembangunan Sarana Logistik Pangan, Optimalisasi Fasilitas BUMN Pangan, Fasilitasi Mobilisasi Pangan, serta Digitalisasi Pemantauan Stok dan Harga Pangan.

Selain itu, dia menambahkan, sesuai arahan Presiden RI pada rapat pembahasan integrasi BUMN Pangan, Bapanas saat ini mendorong peningkatan peran BUMN Pangan Bulog dan ID Food sebagai off taker produk pangan.

"Penguatan BUMN Pangan sebagai off taker juga akan dibarengi upaya optimalisasi fasilitas BUMN Pangan. Bulog memiliki lebih dari 1.500 gudang di seluruh iIndonesia dengan total kapasitas 3,8 juta ton, begitu juga ID Food memiliki 589 gudang dengan kapastitas 1,18 juta ton. Fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan untuk menyimpan hasil produksi yang diserap sebagai cadangan pangan pemerintah," paparnya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top