Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Instagram Uji Coba Iklan yang Tak Bisa "Diskip" Pengguna

Foto : MacRumors

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Tidak bisa dihindarkan, saat ini beberapa sosial media sudah menyediakan jasa iklan untuk para pengguna atau para pelaku bisnis yang ingin melakukan pemasaran produknya.

Iklan-iklan ini seringkali mengganggu penggunanya karena dapat mengganggu alur pemakaian, konten yang tidak relevan dengan algoritma, dan waktu yang dapat terbuang hanya karena melihat iklan. Namun, ada juga fitur yang dapat digunakan pengguna untuk melewati iklan yang ditampilkan.

Pada awal bulan Juni, Instagram telah melakukan uji coba sebuah fitur baru yang memaksa pengguna menyaksikan sampai waktu iklan tersebut habis.

Fitur "ad break" dari Instagram ini menampilkan gambar secara online yang menunjukkan adanya timer untuk menunjukkan iklan tertentu serta menghitung mundur hingga nol sebelum pengguna dapat melanjutkan aktivitasnya.

Pada fitur ini, tertera sebuah tulisan yang berisikan konteks untuk menjawab kebingungan penggunanya akan fitur baru ini.

"You're seeing an ad break. Ad breaks are a new way of seeing ads on Instagram. Sometimes you may need to view an ad before you can keep browsing."

"Anda sedang melihat ad break (jeda iklan). Ad breaks (jeda iklan) adalah cara baru melihat iklan di Instagram. Terkadang Anda harus menyaksikan iklan sebelum dapat melanjutkan browsing," tulis Instagram, dikutip dari BBC.

Instagram telah mengonfirmasi bahwa uji coba yang mereka lakukan ini telah berlangsung. Dalam sebuah pernyataan, Instagram selalu menguji sistem yang dapat memberikan atensi lebih bagi periklanan.

Pada pernyataan selanjutnya, Instagram menjelaskan bahwa jika uji coba ini mengarah pada perubahan format yang permanen, Instagram akan melakukan pembaharuan lebih lanjut.

Menanggapi fitur ini, Meta, selaku perusahaan yang menaungi Instagram menyatakan bahwa mereka akan selalu melakukan uji coba produk baru dengan mengikuti perkembangan penggunanya dan kebutuhan bisnis.

"Kami selalu bereksperimen dengan produk dan solusi iklan baru sesuai dengan tren konsumen dan kebutuhan bisnis yang berkembang," ungkap Meta.

Uji coba fitur periklanan ini sangat digemari oleh pengguna atau para pelaku bisnis yang memasarkan produknya lewat Instagram. Dengan adanya fitur ini, produk mereka (pengguna atau para pelaku bisnis daring) akan mendapatkan perhatian lebih dari para pengguna.

Beberapa pengguna Instagram lainnya merasa tidak senang dengan adanya Ad break ini. Seorang pengguna mengungkapkan keresahannya lewat Threads dengan mengatakan bahwa ini merupakan fitur gila dan sebuah langkah yang agresif bagi Meta untuk mendapatkan lebih banyak uang.

Beberapa keresahan dari pengguna juga dapat dilihat di X (Twitter) yang menunjukkan sebuah ancaman bertuliskan, "Kami tidak akan scrolling (Instagram) lagi."

Instagram bukan-lah sosial media pertama yang memaksa penggunanya untuk menyaksikan iklan sampai habis untuk meneruskan konten. YouTube yang dikenal sebagai layanan untuk menonton video telah menerapkan fitur ini sejak tahun 2010.

Pada awalnya, YouTube hanya menampilkan iklan di awal atau di tengah video yang dapat dilewati oleh penggunanya. Namun dalam beberapa tahun terakhir, YouTube telah menerapkan fitur iklan yang mengharuskan penggunanya untuk menonton iklan berdurasi 15-30 detik sampai habis.

Dalam menyiasati fitur Ad break ini, beberapa pengguna menggunakan perangkat lunak eksternal untuk memblokir iklan, adapun yang menggunakan ekstensi browser untuk menghindari fitur iklan ini.

Jika melihat tujuan perusahaan dalam mencetuskan fitur ini, tidak terlihat jelas apakah perusahaan akan benar-benar 'menghasilkan' dari iklan ini. Memaksa pengguna dalam menyaksikan iklan sampai habis akan menimbulkan respon yang negatif dari pengguna.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Muhammad Daniel Ramadhan

Komentar

Komentar
()

Top