Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Insomnia Dikaitkan dengan Peningkatan Risiko Serangan Jantung

Foto : Istimewa

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Sebuah penelitian yang dipresentasikan di American College of Cardiology mengungkapkan, orang yang mengalami insomnia 69 persen berpotensi lebih tinggi mengalami serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang tidak sering mengalami kesulitan tidur. Analisis ini juga menyoroti bahwa orang yang tidur rata-rata lima jam atau kurang per malam menghadapi risiko terbesar terkena krisis jantung.

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kurang tidur berhubungan dengan risiko serangan jantung yang lebih tinggi, semakin kurang tidur, semakin tinggi risiko yang kita hadapi," kata penulis utama studi ini, Yomna E. Dean, dikutip dari Everyday Health, Rabu (9/8),

"Kita perlu memprioritaskan tidur dalam hidup kita untuk menjaga kesehatan jantung," tambahnya.

Manfaat dari istirahat malam yang baik telah terbukti dengan baik. Tahun lalu, American Heart Association (AHA) menambahkan tidur yang baik ke dalam daftar periksa kesehatan jantung. Organisasi ini menyarankan agar orang dewasa tidur selama tujuh hingga sembilan jam setiap malam untuk kesehatan jantung yang optimal. Kebersihan tidur yang lebih baik dapat membantu mengelola faktor kesehatan termasuk berat badan, tekanan darah, dan risiko diabetes tipe 2, menurut AHA.

Untuk penelitian ini, yang diterbitkan baru-baru ini di jurnal Clinical Cardiology, Dean dan rekannya menganalisis sembilan penelitian sebelumnya yang melibatkan lebih dari satu juta orang dewasa dari seluruh dunia. Dari populasi ini, sekitar 13 persen diidentifikasi mengalami insomnia, baik berdasarkan kode medis atau dengan adanya gejala-gejala berikut ini: sulit tidur, sulit untuk tetap tidur atau terbangun lebih awal, atau tidak dapat kembali tidur.

Para peserta dilacak selama rata-rata sembilan tahun dan memiliki usia rata-rata 52 tahun. Sekitar 43 persen adalah wanita, dan sebagian besar (96 persen) tidak memiliki riwayat serangan jantung sebelumnya.

Temuan menunjukkan bahwa individu yang melaporkan tidur rata-rata lima jam atau kurang per malam memiliki kemungkinan 1,38 kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang tidur enam jam per malam. Dibandingkan dengan mereka yang tidur tujuh hingga delapan jam, mereka yang tidur lima jam atau kurang memiliki kemungkinan 1,56 kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung.

Meski begitu, terlalu banyak tidur juga berbahaya. Ketika membandingkan mereka yang tidur lima jam atau kurang dan peserta yang tidur sembilan jam atau lebih, tim peneliti tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam peningkatan risiko serangan jantung.

"Penting untuk mengedukasi pasien tentang hal ini, karena beberapa orang mungkin beranggapan bahwa jika kurang tidur berbahaya bagi jantung, maka durasi tidur yang terlalu lama dapat bermanfaat. Namun, itu tidak benar," ujar Dean.

Meskipun para peneliti mengatakan bahwa mereka mengharapkan untuk melihat kejadian serangan jantung yang sama antara pria dan wanita, hasil penelitian menunjukkan bahwa pria dengan insomnia memiliki risiko serangan jantung 103 persen lebih tinggi sementara wanita memiliki risiko 124 persen lebih tinggi.

Secara umum, wanita lebih mungkin mengalami insomnia. Lebih dari 1 dari 4 wanita di Amerika Serikat mengalami insomnia, dibandingkan dengan kurang dari 1 dari 5 pria, menurut Kantor Kesehatan Wanita.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top