Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Inovasi Dinilai Penting untuk Atasi Meningkatnya Kebutuhan Pangan

Foto : Istimewa

Webinar “Inovasi Sawit dalam Industri Pangan” yang diadakan Majalah Sawit Indonesia bekerjasama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Rabu (25/5).

A   A   A   Pengaturan Font

Sahat Sinaga, Plt. Ketua Umum Dewan Sawit Indonesia menjelaskan bahwa kampanye negatif sawit sudah berlangsung semenjak 1980-an. Harga sawit yang kompetitif selalu dikaitkan dengan kualitas. Tuduhan rendahnya kualitas minyak sawit selalu digaungkan negara produsen minyak nabati lain. Sebab, harga minyak nabati lain lebih tinggi 200 dollar AS per ton daripada sawit. "Kalau ada tuduhan harga sawit murah lalu kualitasnya rendah, itu tidak benar," jelasnya.

Sahat juga menjelaskan banyak orang tidak tahu bahwa kandungan gizi minyak sawit setara dengan Air Susu Ibu (ASI). Maka itu dalam industri susu digunakan juga sawit ini.

Dalam upaya meningkatkan kualitas minyak sawit telah ada inovasi seperti Pabrik Minyak Sawit Tanpa Uap (PMTU). Sahat menjelaskan pengolahan dengan teknologi tanpa uap akan membuat kandungan klorin yang mengandung senyawa karsinogenik dari proses pemurnian CPO yang menghasilkan Refined, Bleached, Deodorized (RBD) Olien dapat memenuhi standar pasar internasional. Manfaat lain pengoperasian PMTU lebih efisien dan ramah lingkungan.

Dijelaskan Sahat pengoperasian teknologi PMTU dapat dijalankan melalui skema korporasi petani di 26 provinsi. Alhasil posisi tawar petani akan meningkat terutama dari aspek harga TBS sawit.

Pada kesempatan itu, Prof Nuri Andarwulan, Guru Besar IPB University menyampaikan minyak sawit sebagai ingredien pangan olahan yang sulit digantikan oleh minyak atau lemak lainnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top