
Inggris Soroti Pentingnya Koordinasi Strategis Menghadapi Russia
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer
Foto: istimewaLondon - Perdana Menteri Inggris Keir Starmer memuji kemajuan Uni Eropa (UE) dalam pertemuan Dewan Eropa sebagai langkah bersejarah dalam upaya Eropa menangani krisis di Ukraina.
Menurut pernyataan dari 10 Downing Street, Starmer berbicara dengan presiden Dewan Eropa, kepala Komisi Eropa, dan para pemimpin Kanada, Turki, Norwegia, dan Islandia. Ia menekankan pentingnya kolaborasi yang lebih erat antara Uni Eropa, mitra-mitranya, dan basis industri pertahanan kolektif sebagai elemen vital dalam menghadapi agresi Russia.
“Kemajuan yang dicapai UE merupakan tanda jelas bahwa Eropa semakin berperan aktif,” ujar Starmer, menyoroti semakin kuatnya persatuan dan tekad para pemimpin Eropa dalam menghadapi krisis ini, katanya apada akhir pekan lalu.
Seperti dikutip dari Antara, Starmer juga memberikan informasi terbaru terkait upaya diplomatik antara AS, Inggris, Prancis, dan Ukraina, serta menyampaikan optimisme terkait kemungkinan pembicaraan damai di Arab Saudi pekan depan.
Para pemimpin juga membahas Coalition of the Willing (Koalisi negara-negara relawan), yakni sebuah inisiatif untuk memperkuat dukungan internasional bagi Ukraina, serta menantikan pertemuan penting para kepala pertahanan yang dijadwalkan pada Selasa (11/3) di Paris.
"Pertemuan di Paris ini akan menjadi momen penting lainnya untuk mendorong perencanaan kita," tambah perdana menteri, menekankan perlunya koordinasi strategis yang berkelanjutan di antara negara-negara sekutu.
Para pemimpin sepakat untuk menjaga komunikasi yang erat karena situasi di Ukraina terus berkembang.
Sebelumnya, Starmer mengonfirmasi rencana untuk menciptakan "Koalisi negara-negara relawan" untuk menegakkan kesepakatan damai di Ukraina, dengan Inggris yang akan mengambil peran utama dalam upaya internasional tersebut.
Meskipun mengakui bahwa tidak semua negara dapat berkontribusi, ia menegaskan bahwa komunitas global tidak bisa hanya "berdiam diri" sementara perang terus berlanjut.
Memperburuk Konflik
Menanggapi hal itu, Kedutaan Besar Russia di Italia pada Jumat (7/3) mengecam laporan rencana Prancis dan Inggris untuk mengerahkan "pasukan penjaga perdamaian" ke Ukraina, dan mengeklaim personel militer Barat telah dilibatkan dalam konflik tersebut sejak 2015.
Dalam pernyataan resminya, Kedutaan Besar Russia menuduh bahwa tentara Barat, dengan dalih sebagai instruktur dan penasihat, telah melatih pasukan Ukraina, merawat peralatan militer yang dipasok dari luar negeri, serta berperan aktif dalam merencanakan dan melaksanakan operasi militer serta serangan terhadap Russia.
Berita Trending
- 1 Ini Tujuh Remaja yang Diamankan Polisi, Diduga Terlibat Tawuran di Jakpus
- 2 Cemari Lingkungan, Pengelola 7 TPA Open Dumping Bakal Dipidana
- 3 Regulasi Jaminan Sosial Dirombak, Ini Aturan Baru dari Menaker
- 4 Penerbitan Surat Edaran THR Ditunda
- 5 Peran TPAKD Sangat Penting, Solusi Inklusi Keuangan yang Merata di Daerah
Berita Terkini
-
Sadis dan Biadab, Luka-luka pada Mayat Ibu dan Anak di Tambora akibat Kekerasan Benda Tumpul
-
Iga Swiatek Masih Perkasa di Indian Wells
-
Gubernur Khofifah Ajak Pemkab/ Pemkot Se Jatim Tuntaskan RDTR untuk Peningkatan Investasi
-
Gol Indah Rizky Ridho dan Akhir Penantian Panjang Arema di Kandang Persija
-
Suasana Jelang All England Besok Para Pemain Riang Gembira