Senin, 02 Des 2024, 13:20 WIB

Inflasi November Naik, Bawang Merah dan Tomat Pemicunya

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar W. melaporkan bahwa Indonesia mengalami inflasi secara month to month (bulanan) sebesar 0,30% pada November 2024. Inflasi ini dipicu oleh bahan pangan khususnya bawang merah dan tomat

Foto: istimewa

JAKARTA-Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indonesia mengalami inflasi secara month to month (bulanan) sebesar 0,30% pada November 2024. Inflasi ini dipicu oleh bahan pangan khususnya bawang merah dan tomat.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti menyebut angka ini lebih tinggi dibanding pada bulan sebelumnya (Oktober) sebesar 0,08% secara bulanan. 

"Inflasi pada November tercatat sebesar 0,3% secara bulanan. Sementara inflasi tahun kalender 1,12% year to date (ytd), dan 1,55% secara tahunan (November 2024 terhadap November 2023)," sebut Amalia di Jakarta, Senin (2/12).

Dijelaskannya bahwa inflasi ini terutama disumbang kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau. Selain itu kelompok pakaian dan alas kaki.

“Inflasi 0,3% secara bulanan terjadi karena kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,01 pada Oktober 2024 menjadi 106,33 pada November 2024,”ungkapnya.

Inflasi bulan November 2024 ini urainya lebih tinggi lebih tinggi dari Oktober 2024, tapi lebih rendah dari November 2023. Sementara, kelompok pengeluaran penyumbang inflasi pada November 2024 yaitu makanan minuman, dan tembakau dengan inflasi 0,78% dengan andil 0,22%.

Adapun komoditas yang mendorong inflasi pada kelompok ini adalah bawang merah dan tomat yang masing-masing memberikan andil inflasi 0,1%. Lalu, ada komoditas lain yang memberi inflasi emas perhiasan dengan andil inflasi 0,04%, daging ayam ras dan minyak goreng dengan andil inflasi 0,03%. 

"Bawang putih, ikan segar sigaret kretek mesin, tarif angkutan udara , dan kopi bubuk memberikan andil inflasi masing-masing 0,01%,"ujarnya.

Menurut komponen, pada November 2024, inflasi didorong inflasi komponen bergejolak (volatile food). Komponen harga bergejolak memberikan mengalami inflasi 1,07% dengan andil 0,17%. Komoditas yang memberikan andil deflasi adalah bawang merah, tomat, daging ayam ras, bawang putih, dan ikan segar. “Di mana sebelumnya mengalami deflasi selama tujuh bulan berturut-turut,” kata dia.

Komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,17% dan memberikan andil inflasi 0,11%. “Komoditas yang memberikan andil inflasi yaitu emas perhiasan, minyak goreng, dan kopi bubuk,”ujarnya.

Untuk komponen diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,12% dengan andil sebesar 0,02%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah sigaret kretek mesin dan tarif angkutan udara.

Sementara itu berdasarkan wilayah sebanyak 33 provinsi dari 38 provinsi mengalami inflasi. Sementara lima provinsi mengalami deflasi.

“Inflasi tertinggi terjadi di Papua, yaitu sebesar 1,41%. Sementara, deflasi terdalam di Sulawesi Barat dengan 0,17%” kata dia.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan: