Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Industri Telekomunikasi - 2018, Pendapatan Bersih SUPR Turun Tipis

Industri Seluler Diyakini Membaik

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Perusahaan penyedia layanan telekomunikasi akan memperluas cakupan jaringan dan memperkuat kualitas dan kapasitas jaringan di area-area perkotaan.

JAKARTA - Perusahaan penyedia menara telekomunikasi, PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) berkeyakinan industri seluler dalam negeri akan mulai pulih pada 2019. Para penyedia layanan telekomunikasi akan memperluas cakupan jaringan dan memperkuat kualitas serta kapasitas jaringan di area-area perkotaan. Presiden Direktur Solusi Tunas Pratama, Nobel Tanihaha, mengatakan perusahaannya terus membuktikan ketangguhannya dalam menghadapi persaingan dan tantangan di industri menara telekomunikasi. Apalagi menurut Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), industri telekomunikasi di Indonesia berkontraksi sebesar 6,4 persen pada tahun 2018 untuk pertama kalinya dalam sejarah. Industri seluler juga mengalami penurunan sebesar 2-3 persen pada tahun yang sama.

Oleh karena itu, para penyedia layanan telekomunikasi di negeri ini terus fokus untuk meningkatkan kapasitas dan cakupan jaringan merek, walaupun lebih lambat dari yang diharapkan. "Meski dengan pertumbuhan negatif, kami percaya masih ada ruang bagi industri ini untuk terus tumbuh, disebabkan pengadopsian jaringan 4G LTE di Indonesia yang masih dalam tahap awal," ungkapnya, di Jakarta, Rabu (15/5). Nobel melanjutkan, perseroan yang dipimpinnya juga akan menyediakan layanan telekomunikasi dengan memperluas cakupan jaringan di luar Pulau Jawa dan memperkuat kualitas serta kapasitas jaringan di area-area perkotaan. "Hal ini agar dapat memanfaatkan permintaan data berkecepatan tinggi yang terus bertumbuh dengan pesat," jelas dia.

Kinerja Perseroan

Terkait dengan kinerja perseroan, Nobel menjelaskan, sepanjang 2018, SUPR mencatatkan pendapatan bersih sebesar 1,80 triliun rupiah atau turun tipis 1 persen, dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya sebesar 1,90 triliun rupiah. Sementara Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi 2019 sebesar 1,63 triliun rupiah dengan marjin EBITDA stabil sebesar 86,2 persen. Perseroan memiliki aset portofolio terdiri atas 5.979 menara makro (tidak termasuk portofolio menara yang disewakan untuk Interlux/First Media), 433 microcell poles (tidak termasuk portofolio menara yang disewakan untuk Interlux/First Media), 37 lokasi indoor DAS dan jaringan serat optik sepanjang 3.260 KM (termasuk 260 KM yang dioperasikan oleh STP untuk kerja sama dengan Icon+).
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top