Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Kolaborasi Usaha

Industri Diminta Lirik Kampus Pinggiran 

Foto : Istimewa

­Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nizam

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Industri diminta tidak hanya bekerja.sama dengan kampus terkenal di kota, tetapi juga dengan perguruan tinggi pinggiran. Sebab kampus di luar kota juga ada yang berkualitas.

Demikian diasampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nizam, dalam bincang KedaiReka, di Jakarta, Selasa (22/6).

Dia mengatakan, perguruan tinggi serta dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dapat berkolaborasi dengan akses yang lebih demokratis. Pemerintah telah menyediakan platform KedaiReka untuk mendorong kolaborasi tersebut.

"Pemerataan dan kemudahan akses penting sebab ada pemeo: kampus dengan dunia kerja itu punya bahasa masing-masing jadi tidak pernah nyambung," ujar Nizam.

Nizam menambahkan akses demokratis juga harus berlaku bagi setiap perguruan tinggi. Sebabselama ini kalau industri ingin bekerja sama dengan kampus, maka mereka akan mendatangi kampus besar.

"Dipelosok ada inovasi dan invensi yang luar biasa, tapi mereka tidak pernah terlihat oleh industri. Mereka ingin mengakses industri, tapi industri tidak mau melirik sebab tidak mengenali," jelasnya.

Sebagai catatan, saat ini terdapat sekitar 16.500 pihak yang telah berpartisipasi di KedaiReka. Sebanyak 15.000 merupakan pihak dari perguruan tinggi. Sedangkan 1.500 meupakan mitra industri.

Fasilitasi DUDI

Lebih jauh, Nizam menerangkan platform KedaiReka berupaya memfasilitasi segala jenis sektor industri. Adapun terkait riset dan pengembangan, KedaiReka diharapkan juga mampu memantik gairah industri untuk berinvestasi pada kegiatan riset dan pengembangan.

Dia menyebut ada industri yang sudah memiliki kesadaran untuk investasi di kegiatan riset dan pengembangan. Hanya urung terlaksana sebab butuh biaya yang tidak murah dan risiko yang tinggi.

"Mereka ragu harus investasi ke mana bertemu siapa," jelasnya. Nizammenambahkan pemerintah dalam hal ini Kemendikbudristek, berperan untuk mengakselerasi hal tersebut melalui program Matching Fund.

Bagi industri yang hendak investasi kegiatan riset dan pengembangan, maka pemerintah akan turut berinvestasi sesuai dengan nominal yang dikeluarkan industri.

"Saat ini anggaran dari pemerintah 250 miliar rupiah. Jadi jika digabung dengan industri ada setengah triliun. Di sisi lain, kalau dari kacamata risiko, bisa sharing setengah oleh pemerintah, setengah oleh industri," katanya.

Nizam berharap, KedaiReka bisa menghasilkan sumber daya manusia unggul dan sesuai dengan kebutuhan dunia profesi. Di sisi lain, semakin banyak inovasi dari kampus dihilirisasi dan dikomersialisasikan oleh industri.

"Ini tentu membawa dampak multilayer yang tinggi. Semoga makin banyak industri bersinergi dengan kampus dan para lulusan berkualitas," tandasnya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top