Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Permintaan Lesu - Nilai Ekspor Industri Batik pada Triwulan II-2024 Turun 8,29 Persen

Industri Batik Harus Bertransformasi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Besarnya tantangan yang dihadapi industri batik menuntut produsen dalam negeri berinovasi atau bertransformasi menuju industri 4.0. Sebab, saat ini pasar ekspor tengah lesu, meskipun masih terselamatkan oleh meningkatnya minat generasi milenial menggunakan batik.

"Penerapan teknologi digital di industri batik dapat mendukung aspek manajemen dan operasional sehingga lebih efektif dan efisien," ungkap Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, pada Peringatan Hari Batik Nasional (HBN) 2024 di Jakarta, Rabu (2/10).

Pada 2024, Kemenperin telah menerapkan Industri 4.0 dan menyusun buku "Batik Berkelanjutan: Rantai Pasok Industri 4.0" yang dapat menjadi acuan bagi industri batik menerapkan Industri 4.0 sesuai kebutuhan.

"Kami berharap ke depannya sentra IKM batik di Indonesia dapat memanfaatkan teknologi digital tersebut untuk pengelolaan rantai pasok yang lebih efisien," ujar Menperin.

Menperin mengemukakan industri batik kini juga turut menghadapi tantangan dengan melemahnya permintaan di pasar ekspor. Industri batik sebagai bagian dari sektor tekstil dan pakaian jadi yang berperan penting bagi perekonomian nasional.

"Nilai ekspor industri batik sampai triwulan II-2024 mencapai angka 8,33 juta dollar AS mengalami kontraksi sebesar 8,29 persen dibanding periode sama pada 2023," ujarnya.

Di sisi lain, saat ini minat dan tren para generasi muda dalam menggunakan batik untuk kegiatan sehari-hari terus meningkat. Hal itu memberikan optimisme bagi masa depan industri batik di pasar dalam negeri yang harus dimaksimalkan agar potensi ini mampu dinikmati oleh para perajin.

Menperin mengungkapkan dalam menghadapi tantangan dan menangkap peluang yang ada, Kemenperin terus berupaya menumbuhkan dan mengembangkan industri batik melalui berbagai program dengan melibatkan berbagai pihak.

Sebagai simbol kebanggaan nasional, industri batik kini beradaptasi dengan tren global tanpa kehilangan nilai tradisional, serta menciptakan peluang baru baik di pasar lokal maupun internasional. Karena itu, Kemenperin terus berkomitmen untuk melestarikan, mengembangkan dan memajukan pelaku industri batik Tanah Air melalui sinergi yang dilakukan bersama berbagai pihak.

Beri Fasilitas

Dalam peringatan HBN tahun ini, Kemenperin bersinergi dengan Yayasan Batik Indonesia (YBI). Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, mengungkapkan bahwa pihaknya memberikan fasilitasi kepada IKM Batik, di antaranya 24 industri batik dan dua wirausaha baru IKM Batik untuk berpartisipasi dalam Pameran HBN 2024.

"Dua wirausaha baru IKM batik dimaksud merupakan IKM dari kegiatan Pendampingan Teknis Produksi Batik di Lembaga Pemasyarakatan yang telah dilaksanakan dalam dua tahun terakhir," ungkap Reni.

Di samping itu, Reni menjelaskan dalam rangkaian HBN 2024, Ditjen IKMA menyelenggarakan delapan rangkaian kegiatan acara yang telah dilaksanakan dari tanggal 21 Mei sampai dengan bulan November 2024.

Dalam rangka mendukung kegiatan HBN, Ditjen IKMA menggelar beragam kegiatan pendampingan dan fasilitasi meliputi FGD Batik Berkelanjutan. Kemenperin juga akan menghadirkan Industrial Festival Edisi Batik dalam rangkaian kegiatan HBN 2024, melalui berbagai talk show inspiratif untuk semakin mengenalkan batik kepada generasi muda, yang diharapkan mewarisi tradisi kecintaan terhadap salah satu kekayaan budaya Indonesia ini.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top