Indonesia Terlibat Tiga Uji Vaksin TBC
Menteri Kesesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin.
Foto: IstimewaJAKARTA - Menteri Kesesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan Indonesia terlibat dalam pengujian tiga vaksin TBC. Hal ini sebagai bagian dari upaya indonesia untuk mengentaskan tuberkulosis di Indonesia.
"Kami optimistis bahwa salah satu uji coba ini akan selesai pada tahun 2028, sehingga membuka jalan bagi kemajuan vaksin TBC terbaru secepat mungkin," ujar Budi, dalam keterangannya kepada awak media, di Jakarta, Kamis (27/9).
Dia menerangkan, tiga uji vaksin TBC yang melibatkan Indonesia yaitu M72/AS01E dari Yayasan Bill & Melinda Gates dan GlaxoSmithKline. Indonesia mulai memvaksinasi subjek untuk uji klinis fase 3 pada 20 September 2024, menyusul permulaan sebelumnya di Afrika Selatan dan Kenya.
Kedua, lanjut dia, BNT164a1 dari BioNTech dan Biofarma. Setelah menyelesaikan uji coba fase 1, Indonesia akan berpartisipasi dalam fase 2 kandidat vaksin TB mRNA dari BioNTech.
"Ketiga AdHu5Ag85A (CanSinoBio dan Etana): Indonesia terlibat dalam fase 1 uji klinis kandidat vaksin TBC vektor virus CanSinoBio," tuturnya.
Menkes mengungkapkan, untuk mencapai tujuan bersama dalam mengeliminasi TBC pada 2030, diperlukan lebih dari sekadar diskusi dan konferensi. Menurutnya, tindakan yang berani dan agresif, khususnya dalam pengembangan vaksin TBC sangat dibutuhkan.
"Kita akan mendengar kabar terkini mengenai 15 uji klinis vaksin TBC yang sedang berlangsung di seluruh dunia," katanya.
Budi menyebut, selama 200 tahun terakhir, TBC telah merenggut lebih dari 1 miliar nyawa. Bahkan hingga saat ini, penyakit ini masih membunuh lebih dari 4.000 orang setiap hari, atau satu nyawa setiap 20 detik.
Dia menilai, Indonesia memainkan peran lebih aktif dalam upaya global mengatasi tantangan dan melawan TBC. Meskipun menjadi negara dengan jumlah kasus TBC terbanyak kedua, Indonesia sempat dikeluarkan dari uji coba vaksin TB multisenter karena kendala hukum.
"Namun, kami telah bekerja keras untuk menyelesaikan masalah yang sudah berlangsung lama ini, menghilangkan hambatan untuk memungkinkan kolaborasi yang lebih luas dalam penelitian klinis," ucapnya. ruf/S-2
Berita Trending
- 1 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 2 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 3 Dorong Sistem Pembayaran Inklusif, BI Hadirkan Tiga Layanan Baru BI-Fast mulai 21 Desember 2024
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Sabtu, Harga Pangan Mayoritas Turun, Daging Sapi Rp131.990 per Kg
Berita Terkini
- Kejam, Pria Ini Membakar Wanita sampai Tewas di Kereta Bawah Tanah New York
- Mantan Pakar OpenAI Meninggal Dunia, Tinggalkan Peringatan tentang ChatGPT
- Solutif! Bank Mandiri Bersama RSAB Harapan Kita Perkuat Digitalisasi Sektor Kesehatan
- Indosat Berbagi Kasih Bagikan Hadiah Natal untuk Anak-anak NTT
- Gawat! Korea Utara Disebut akan Mengirim Lebih Banyak Pasukan ke Rusia