Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Impor Baja

Indonesia Terkena Bea Masuk Antidumping Tiongkok

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Tiongkok akan mengenakan bea masuk antidumping pada impor baja dari Indonesia, Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan. Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan rencana itu merupakan tanggapan atas dampak yang dirasakan oleh industri dalam negeri Tiongkok akibat produk-produk yang dijual dengan harga yang tidak wajar.

Bea antidumping sebesar 18,1 persen hingga 103,1 persen akan berlaku pada seluruh produk billet besi baja, dan pelat besi baja hot-rolled mulai Selasa (23/7).

"Dumping Uni Eropa, Jepang, Korea, dan Indonesia telah menyebabkan kerusakan besar pada billet baja stainless domestik Tiongkok dan industri pelat besi baja hot-rolled," bunyi pernyataan Kementerian Perdagangan Tiongkok, Senin (22/7).

Dumping adalah proses di mana produk impor dijual dengan harga lebih rendah dari harga yang biasanya dibebankan di pasar dalam negeri. Menurut data Departemen Perdagangan Amerika Serikat, Tiongkok adalah produsen dan eksportir baja terbesar di dunia.

Pada 2018, negara itu telah mengekspor 66,9 juta metrik ton baja, turun 9 persen dari 73,3 juta metrik ton pada 2017.

Diperkirakan, Korea Selatan akan menjadi yang paling terpukul atas kebijakan itu. Seluruh produk impor negara itu, selain keluaran Pohang Iron and Steel Company (Posco), dikenakan bea tambahan 103,1 persen.

Sedangkan produk dari Posco hanya akan dikenai bea sebesar 23,1 persen. Sementara pabrikan dari 28 negara Uni Eropa akan dikenai bea 43 persen, impor Jepang 29 persen, kecuali produk dari Nippon Yankin Kogyo, yang hanya akan terkena bea 18,1 persen. Sementara itu, impor baja dari Indonesia akan dikenakan bea masuk antidumping sebesar 20,2 persen.

Semakin Dalam

Sementara itu, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, mengatakan impor baja dari Tiongkok saat ini cukup tinggi. Hambatan impor berupa bea masuk tambahan terhadap baja Indonesia oleh Tiongkok dapat membuat defisit neraca dagang semakin dalam.

"Kami memikirkan produk Indonesia yang diberikan unfair trade practice, termasuk baja," kata Airlangga, di Kantor Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta.SCMP/SB/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top