Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Wabah | Kemampuan Jejaring Laboratorium Terus Ditata

Indonesia Rutin Ukur Daya Tahan Warga pada Covid-19

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengemukakan untuk mencegah terjadinya lonjakan penularan korona di Tanah Air, pemerintah rutin mengukur daya tahan tubuh warga Indonesia terhadap risiko infeksi Covid-19.

"Indonesia merupakan satu dari beberapa negara di dunia yang mengukur kekuatan daya tahan masyarakat setiap enam bulan melalui metode serosurvei," kata Menkes dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda 2023 diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa (17/1).

Serosurvei antibodi pada Januari 2022, kata Budi, ilakukan terhadap 87 persen populasi Indonesia dengan hasil laporan antibodi yang dimiliki masih berkisar di level 400-an. "Enam bulan lalu sebelum Lebaran, diukur lagi, dan naik (kadar antibodi) jadi 2.000-an pada 99,5 persen orang," kata Menkes.

Seperti dikutip dari Antara, Menkes mengemukakan daya tahan tubuh masyarakat ibarat sistem pertahanan rakyat semesta dalam menghadapi gempuran Covid-19. "Jadi kalau ada masuk varian baru, tetap gelombangnya kecil," katanya.

Kemenkes menargetkan laporan serosurvei ketiga 2023 yang melibatkan tim survei dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia akan keluar dalam waktu satu atau dua pekan ke depan.

"Daya tahan masyarakat kita hingga saat ini masih tinggi, buktinya dua kali gelombang tidak naik," kata Menkes.

Menkes menegaskan kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron di Tanah Air pada akhir 2022 bukan disebabkan mobilisasi masyarakat pada momentum libur Lebaran, Natal, dan Tahun Baru. Kenaikan disebabkan varian baru jenis XBB maupun BQ.1.

"Kenaikan kasus pertama di 2020 awal adalah varian Alpha, disusul Delta. Paling tinggi varian Omicron sampai 60.000 kasus per hari, tapi korban tidak sebanyak Delta," kata Menkes.

Menkes mengatakan di negara lain seperti Tiongkok dan Jepang dengan rata-rata kasus harian berkisar lebih dari 200.000 per hari karena varian XBB dan BQ.1, tidak berdampak hingga Indonesia. "Di negara lain memang terjadi dua gelombang besar, yakni Omicron BA.4 dan BA.5 serta BQ.1 dan XBB. Indonesia naiknya (kasus) sedikit," katanya.

Rutin Dievaluasi

Upaya mengenal varian virus baru pada situasi pandemi di Tanah Air, kata Menkes, didukung pemerintah melalui serangkaian strategi dalam menata kemampuan jejaring laboratorium mengenal virus baru yang secara rutin dievaluasi oleh Kemenkes.

Menkes mengatatakan kunci pengendalian pandemi Covid-19 di Indonesia ada pada strategi mengenal jenis virus baru melalui metode pemeriksaan genom sekuensing dan memastikan kekebalan tubuh masyarakat lewat serosurvei antibodi. "Pandemi Covid-19 saat ini di Indonesia sudah terkendali, karena sudah tahu musuhnya siapa dengan metode genom sekuensing," katanya.

Saat kali pertama pandemi, kata Budi, Indonesia butuh 10 bulan untuk melakukan uji laboratorium terhadap 140 sampel genom sekuensing karena jumlah fasilitas pengujian yang terbatas pada kota besar di Pulau Jawa.

Tapi sekarang, katanya, uji genom sekuensing telah ditingkatkan hingga 8.000 sampel pengujian per bulan di fasilitas laboratorium yang tersebar di 12 kota di Indonesia.

Untuk memperkuat daya tahan warga, Pemerintah Kabupaten Garut mengaktifkan kembali sentra vaksinasi Covid-19 di Pendopo Garut yang diselenggarakan setiap Sabtu dan Minggu. Hal ini untuk meningkatkan capaian vaksinasi dosis 1 sampai penguat agar masyarakat tetap sehat dan kuat dari ancaman Covid-19.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top