Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Indonesia Mampu Swasembada Sapi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kebutuhan sumber protein hewani dari daging sapi yang masih mengandalkan produk impor telah menimbulkan keprihatinan berbagai pihak. Salah satunya adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya, I Komang Wiarsa Sardjana. Kendati demikian, pria kelahiran Jembrana, 13 Maret 1951, itu tetap yakin bahwa sebenarnya Indonesia dapat menjadi produsen sapi yang mampu memenuhi kebutuhan nasional, bahkan menjadi pengekspor daging sapi.

Menurut dia, bangsa Indonesia pasti ingin mandiri di segala bidang, termasuk di ranah peternakan. Di era serbacanggih seperti sekarang ini, penggunaan teknologi sudah tidak dapat diabaikan. Semua pihak mesti sadar akan hal ini. Untuk itu, pemerintah harus giat untuk menerapkan optimalisasi teknologi di segala lini kehidupan masyarakat, khususnya di aspek-aspek yang menyangkut dengan pergerakan roda ekonomi kerakyatan dan kesejahteraan sosial.

"Secara faktual, sumber daya alam kita sejatinya sanggup untuk memberi suasana maupun nutrisi yang baik untuk pengembangbiakkan sapi. Seharusnya bisa diupayakan harga daging dalam negeri tidak lagi mahal, dan ketersediannya pun tidak lagi langka," ujarnya baru-baru ini, di Surabaya.

Peraih gelar Doctor Biologie Reproduction Science Agronomic, Universite de Rennees I Prancis itu lalu melakukan sejumlah penelitian dengan harapan dapat menjadi penopang atau pendukung cita-cita swasembada daging sapi. Setelah melalui berbagai telaah akademik, hingga akhirnya pada satu perspektif agar Indonesia bisa sukses menjadi produsen daging yang unggul. Caranya, dengan memiliki pengetahuan yang cukup tentang kebuntingan sapi sejak dini.

Semakin cepat sapi diketahui bunting atau tidak, semakin baik bagi upaya pengembangbiakkan sapi tersebut. Umumnya, mayoritas peternak sapi di Indonesia masih memiliki pola pikir konvensional. Setelah sapi dikawinkan, baik melalui perkawinan alami ataupun ensiminasi buatan, mereka akan menunggu berbulan-bulan untuk mengetahui kepastian kondisi kebuntingan melalui kasat mata fisik betina.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top