Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Indonesia Mampu Swasembada Sapi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Bahkan, ada yang menunggu hingga sembilan bulan sepuluh hari karena masa kehamilan sapi memang di rentang itu, sama seperti manusia. Kalau selama sembilan sepuluh hari tidak melahirkan, berarti perkawinan sebelumnya dianggap gagal, lalu harus dikawinkan lagi. "Tapi itu kan membuang waktu.

Coba kalau sejak dini sudah diketahui betina itu hamil atau tidak, tindakan lanjutan bisa segera diambil. Tidak usah menunggu sampai sembilan bulan," papar dia. Berawal dari pemahaman itu, Komang mulai berpikir cara mengetahui kebuntingan sejak dini. Dia pun terinspirasi dengan adanya paper strip test kehamilan pada manusia.

Bersama rekannya dari Fakultas Kedokteran, dia melakukan penelitian panjang tentang pembuatan paper strip test kebuntingan khusus untuk sapi. Penelitiannya kemudian dikenal dengan sebutan Progesteron Paper Strip. Menurut Komang, salah satu problem nasional dari pola pengembangbiakkan sapi adalah pola pikir yang masih tradisional, dengan tidak memperkenankan teknologi menyentuh upaya peternakan. Atau bisa jadi, terdapat kebuntuan atau ketidakmerataan informasi dan teknologi.

Karena itu, perlu peran aktif pemerintah. Bila pemerintah serius ingin menyelesaikan persoalan ketersediaan daging sapi, eksekutif wajib melakukan pemerataan teknologi di bidang peternakan sapi, memberikan informasi tentang manfaat dan peranannya dalam kesuksesan beternak. "Sebagai akademisi, saya siap melakukan riset aplikatif, salah satu yang sudah berhasil, inovasi Progesteron Paper Strip ini," katanya.

Komang menambahkan, ada banyak manfaat turunan yang diperoleh bila peternak sukses mengaplikasikan ide paper strip tersebut di lapangan, karena pekerjaan yang mereka lakukan bakal lebih efektif dan efisien. SB/E-3

Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top