Indonesia Jangan Terlena dengan Surplus Beras Tiga Tahun Terakhir
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko - Berdasarkan laporan Unicef, jumlah penduduk yang menderita kekurangan gizi di dunia mencapai 767,9 juta orang pada 2021. Selain itu, sebanyak 394 juta masyarakat global sedang kesulitan dalam sektor pangan.
JAKARTA - Kantor Staf Kepresidenan meminta seluruh elemen masyarakat mulai mempersiapkan diri dengan meningkatkan produktivitas di sektor pertanian dan melakukan diversifikasi pangan untuk mencegah krisis kebutuhan pokok itu.
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (1/8) mengatakan berdasarkan laporan Unicef, jumlah penduduk yang menderita kekurangan gizi di dunia mencapai 767,9 juta orang pada 2021. Selain itu, sebanyak 394 juta masyarakat global sedang kesulitan dalam sektor pangan.
"Menghadapi situasi ini kita ngapain? Ini yang harus kita cari solusinya," kata Moeldoko dalam diskusi bersama ratusan pemangku kepentingan (stakeholders) bidang pangan dalam program Kantor Staf Presiden (KSP) Mendengar.
Saat ini kata Moeldoko, ketersediaan pangan domestik masih sangat baik. Dalam tiga tahun terakhir, produktivitas pertanian terutama untuk beras mengalami surplus. Dengan demikian, kebutuhan konsumsi nasional tercukupi. Namun, capaian tersebut tidak boleh membuat Indonesia lengah karena dunia masih dilanda ketidakpastian seperti perubahan iklim, perubahan cuaca, serta instabilitas geopolitik global.
"Perubahan iklim dan cuaca bisa menyebabkan kondisi gagal panen. Perubahan geopolitik global, bisa membuat negara-negara produsen komoditas pangan menghentikan ekspornya, dan menyebabkan kenaikan harga energi sehingga terjadi konversi dari makanan menuju energi karena kebutuhan kapital," katanya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya