Indonesia Berpeluang Jadi "Raja" Avtur Ramah Lingkungan
Ilustrasi - Petugas memeriksa penyaluran avtur untuk maskapai domestik.
Indonesia perlu meninggalkan penggunaan tanaman pangan seperti minyak sawit, jagung, dan singkong sebagai sumber utama bahan bakar berkelanjutan. Sebab, potensi pemangkasan emisi gas rumah kaca dari bioenergi tanaman pangan dianggap rendah.
Selain itu, bioenergi dari tanaman pangan juga berisiko memicu kompetisi bahan baku antara sektor energi dengan sektor pangan. Akibatnya, masyarakat pun dirugikan sebab hal tersebut berpotensi menaikkan harga pangan. Risiko ini mulai terlihat dalam produksi biodiesel yang berebut bahan baku minyak sawit dengan produsen minyak goreng.
Indonesia sepatutnya melirik pembuatan avtur berkelanjutan dari limbah seperti minyak jelantah, sampah makanan, serta limbah pertanian dan kehutanan. Sebab, produksi avtur dari bahan ini sekaligus mampu mengurangi emisi sektor limbah di Indonesia.
Minyak jelantah, khususnya, adalah salah satu bahan baku potensial. Dengan perkiraan potensi minyak jelantah sebesar 715 ribu ton per tahun, Indonesia mampu memproduksi lebih dari 2 juta barel avtur berkelanjutan.
2. Peningkatan kualitas dan kadar avtur berkelanjutan
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya