Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Krisis I RI Telah Meluncurkan Peta Jalan Ekonomi Biru

Indonesia Berada di Garis Terdepan Krisis Kekeringan dan Konflik Alokasi Air

Foto : ISTIMEWA

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa - Di tingkat global, proyeksi penurunan curah hujan yang sebesar 1-4 persen di 2020-2034 akan memicu kekeringan dan konflik alokasi air. Indonesia sebagai negara kepulauan, ber­ada di garis depan krisis global ini

A   A   A   Pengaturan Font

Sebelumnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan, kenaikan suhu bumi jika dibiarkan mencapai lebih dari 1,5 derajat Celsius, diprediksi akan mengakibatkan 210 juta orang mengalami kekurangan air, 14 persen populasi akan terpapar gelombang panas, dan 297 juta rumah akan terendam banjir pesisir, serta 600 juta orang akan mengalami malnutrisi akibat gagal panen.

Peneliti Sustainability Learning Center (SLC), Hafidz Arfandi, mengatakan dampak perubahan iklim global cukup nyata dan semakin serius, dengan tingkat emisi global saat ini jika dibiarkan kemungkinan terjadi kenaikan suhu global bisa mencapai lebih dari 2 derajat Celsius.

Dari kenaikan suhu bumi itu, ancaman terhadap kekeringan dan kekurangan sumber air semakin nyata. Selain air, juga akan mengancam pasokan pangan dan berdampak pada kesehatan manusia.

Sebagai gambaran, kata Hafidz, dampak El Nino tahun ini sudah menaikkan suhu 0,9 derajat Celsius di sebagian area Samudera Pasifik, namun sudah menyebabkan cuaca ekstrem di hampir seluruh area ekuator (Asia, Afrika, dan Amerika Latin) selama hampir empat bulan.

"Di situlah pentingnya kerja sama global dan komitmen seluruh negara, yang serius menekan emisi dengan skema net zero emission (NZE) sesuai The Paris Agreement, agar pada 2030 nanti suhu global bisa tetap ditahan di bawah 1,5 derajat Celsius," kata Hafidz.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top