Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ekonomi Sektoral - TTDI Indonesia pada 2024 Naik 10 Tingkat ke Posisi 22 Global

Indeks Pariwisata Dapat Dongkrak Investasi

Foto : ANTARA/Fikri Yusuf

Kunjungan wisman - Wisatawan mancanegara (wisman) duduk di tepi Pantai Double Six di kawasan Seminyak, Badung, Bali, beberapa waktu lalu. Badan Pusat Statistik mencatat kunjungan wisman ke Bali selama April 2024 mencapai 503.194 kunjungan atau tumbuh 7,24 persen dibandingkan Maret 2024 dan meningkat 22,28 persen secara tahunan dengan mayoritas wisman berasal dari Australia, India, Tiongkok dan Prancis.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Peningkatan Travel and Tourism Development Index (TTDI) Indonesia dinilai dapat mendongkrak minat investor untuk berinvestasi di RI.

Kenaikan investasi tersebut diharapkan bisa menimbulkan dampak berganda bagi perekonomian.

"Sekarang investor melihat posisi kita di mana.

Indonesia sekarang sudah berada di atas Belgia, New Zealand (Selandia Baru), dan Turki, jauh di atas ekspektasi," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, dalam acara Apresiasi Peningkatan Peringkat TTDI 2024 Indonesia di Jakarta, Rabu (19/6).

Dikutip dari Travel and Tourism Development Index (TTDI) 2024 oleh World Economic Forum (WEF), Indonesia menempati peringkat ke-22 global, naik 10 level dibandingkan dengan TTDI pada 2021 di posisi ke-32.

Sedangkan pada TTDI 2024, Belgia peringkat ke-23, New Zealand (Selandia Baru) ranking ke-25, serta Turki di posisi ke-29.

Bahkan, di Asean, RI peringkat ke-2 setelah Singapura atau melampaui Malaysia di peringkat 35 global dan Thailand di posisi ke-47 dunia.

"Jadi, investasi yang kita lihat akan pasti meningkat.

Insya Allah, jumlah tenaga kerja pariwisata juga akan meningkat dan dampak ekonominya akan semakin besar," ujar Sandiaga.

Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga juga memaparkan lima pilar unggulan yang dimiliki Indonesia berdasarkan TTDI 2024.

Kelima pilar tersebut adalah prioritization of T&T atau bagaimana pemerintah menempatkan perjalanan atau travel dan pariwisata sebagai prioritas dalam pembuatan kebijakan; selanjutnya pilar T&T Demand Sustainability atau keberlanjutan permintaan terhadap jasa travel dan pariwisata.

Pilar unggulan ketiga adalah sumber daya alam, diikuti pilar unggulan keempat yakni socioeconomic impact atau dampak sosial-ekonomi, serta pilar kelima yakni cultural resources atau sumber daya kebudayaan.

"Socio-economic impact karena kita (pariwisata) sudah 4 persen dampaknya kepada GDP, sementara lapangan kerjanya sudah 25 juta, mendekati," kata Sandiaga.

Selain itu juga terdapat pilar openness to T&T atau keterbukaan terhadap perjalanan dan pariwisata, dalam hal ini kemudahan wisatawan untuk memasuki Indonesia; dan pilar kelima yakni sumber daya manusia dan pasar tenaga kerja, serta keberlanjutan lingkungan.

Pilar Keterbukaan

Pada kesempatan sama, mantan Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengusulkan pemberlakuan kebijakan bebas visa untuk memperbaiki pilar openness to T&T atau keterbukaan terhadap perjalanan dan pariwisata TTDI.

"Mana yang harus kita (Indonesia) perbaiki, international openness atau ICT readiness.

ICT readiness, kita membangun banyak BTS perlu uang yang banyak, kalau international openness tidak perlu apa-apa, hanya perlu kemauan," ujar Arief Yahya.

Menurut Arief, perbaikan terhadap pilar keterbukaan terhadap perjalanan dan pariwisata merupakan langkah yang efektif dan efisien untuk meningkatkan TTDI Indonesia.

"Infrastruktur, keberlanjutan, itu mahal-mahal.

Tapi, international openness murah," kata Arief lagi.

Menurut Menteri Pariwisata periode 2014-2019 itu, kebijakan bebas visa tidak merugikan negara, karena dengan memberi kemudahan bagi wisatawan untuk masuk ke Indonesia.

Dia meyakini masuknya wisatawan ke Indonesia justru memberi keuntungan berupa pengeluaran yang dilakukan oleh wisatawan ketika berkunjung ke destinasi-destinasi wisata.

Seperti diketahui, data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Januari- April 2024 mencapai 4,09 juta kunjungan.

Capaian itu tertinggi selama empat tahun terakhir atau sejak 2020.

Jumlah kunjungan wisman pada caturwulan I-2024 itu juga naik 24,85 persen dibanding periode yang sama tahun 2023.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top