Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Impor dan Ancaman Krisis Pangan Global

Foto : ANTARA/Makna Zaezar.

Presiden Joko Widodo meninjau kesiapan irigasi lahan pertanian yang akan dijadikan pengembangan food estate, di Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis (9/7).

A   A   A   Pengaturan Font

Mengantisipasi terjadinya krisis pangan global akibat pandemi Covid-19. Presiden Republik Indonesia, Joko widodo, khawatir sekali. Presiden meminta jajaran pemerintah pusat dan daerah harus selalu siaga untuk menjaga ketersediaan bahan-bahan pangan pokok, membuat perkiraan ke depan sehingga bisa memastikan tidak terjadi kelangkaan bahan pokok dan harga masih terjangkau.

Selain itu, pemerintah juga telah mengambil langkah strategis, yaitu memulai pembangunan Lumbung Pangan Nasional (LPN) seluas 165 ribu hektare di dua kabupaten di Kalimantan Tengah, Kabupaten Kapuas, dan Kabupaten Pulang Pisau.

Kenyataannya, meski krisis pangan belum benar-benar nyata terjadi, tapi kelangkaan beberapa komoditas mulai tampak. Beberapa provinsi mulai defisit kebutuhan pokok. Stok beras terjadi defisit di tujuh provinsi, jagung defisit di 11 provinsi, cabai defisit di 23 provinsi, cabai rawit di 19 provinsi, bawang merah di satu provinsi, telur ayam di 22 provinsi, gula pasir di 30 provinsi,dan bawang putih di 31 provinsi.

Jokowi minta jajarannya memastikan distribusi berjalan baik sehingga daerah yang mengalami defisit kebutuhan pokok dapat disuplai melalui distribusi dari daerah yang surplus. Caranya, transportasi distribusi pangan antarprovinsi, antarwilayah, dan antarpulau tidak boleh diganggu.

Sebenarnya, kekhawatiran pemerintah akan terjadinya krisis pangan glogal yang juga mengancam Indonesia ini sudah terlambat. Hal ini tidak lepas dari kebiasaan pemerintah selama ini yang selalu menggantungkan impor untuk masalah pangan.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top