Impor Beras di Tengah Inflasi Makin Menekan Petani
ANDY FEFTA WIJAYA Pakar Kebijakan Publik dari Universitas Brawijaya Malang - Kalau situasinya seperti ini maka keuntungan petani semakin tergerus dan itu masih ditambah dengan inflasi bahan makanan yang semakin menekan daya beli masyarakat desa.
Senada dengan Andy, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Awan Santosa, mengatakan mestinya di tengah kondisi saat ini, perekonomian petani itu diperkuat. Tidak diganggu dengan wacana impor beras apalagi sampai sebanyak lima juta ton.
"Mentan semestinya fokus pada potensi peningkatan produksi pangan sejumlah berapa juta ton pada 2024, sehingga berangsur-angsur mengurangi ketergantungan impor pangan," kata Awan.
Perubahan iklim dan geopolitik global yang menjadi ancaman krisis pangan semestinya mendorong pemerintah lebih serius dalam menjalankan agenda kedaulatan pangan.
Awan pun khawatir dengan wacana impor beras tersebut akan berdampak ke petani yang tidak bergairah untuk meningkatkan produksi. "Itu yang dicemaskan, sebab mereka berpikir untuk apa menanam, kalau ujung-ujungnya impor juga," kata Awan.
Ia juga sepakat agar Bulog mengutamakan beras lokal hasil produksi petani dengan harga pembelian yang menguntungkan bagi petani.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya