Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Imlek, Merajut Kebinekaan

A   A   A   Pengaturan Font

Kemarin, 5 Februari 2019, masyarakat dunia terutama yang beretnis Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek 2570. Untuk kawasan Jakarta dan sekitarnya, sebagian diguyur hujan pada tahun baru kemarin. Ini dipercaya menjadi "berkat" yang baik bagi tahun yang akan berjalan. Imlek sendiri dari sejarah budayanya berasal dari tradisi para petani di Tiongkok dalam kurun waktu yang sudah berlangsung lama. Petani-petani Tiongkok bersyukur telah mampu melewati musim dingin yang sangat menusuk untuk menyambut (tahan baru) datangnya permulaan musim semi yang penuh harapan.

Dalam tahun 2019 ini, Imlek yang dirayakan bersio Tahun Babi Tanah. Perayaan tahun baru tidak hanya pada Imlek, tetapi sampai nanti cap go meh. Tahun lalu berzodiak Tahun Anjing Tanah dan tahun depan sebagai Tahun Tikus Logam. Kalender Tiongkok menetapkan 12 hewan secara berbeda dari zodiak tahunan. Yang dirayakan sebagai Tahun Babi adalah 1935, 1947, 1959, 1971, 1983, 1995, 2007, dan 2019.

Binatang Babi merupakan tanda ke-12 dalam zodiak. Binatang bergajih ini dipercaya memiliki sifat independen, tulus, setia, dan tegas. Babi dianggap berani menghadapi kesulitan hidup. Di setiap perayaan Tahun Baru Imlek diikuti harapan untuk kehidupan yang lebih baik.

Tema-tema di Tanah Air pun dimaknai sebagai upaya menjaga pesatuan dan kesatuan. Bahkan tema tahun ini, menurut Panitia Imlek Nasional Tahun 2019, Perayaan Imlek Nasional yang bakal digelar Kamis (7/2) di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat, mengangkat tema "Merajut Kebinekaan Memperkokoh Persatuan".

Menurut Ketua Panitia Perayaan Imlek 2019, Sudhamek, tema tersebut memperlihatkan komitmen warga negara Indonesia yang kebetulan beretnis Tionghoa untuk tetap bersatu dalam kebinekaan Indonesia.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top