Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perekonomian Dunia

IMF: Ketidakpastian Global Masih Tinggi

Foto : Foto: Istimewa

KRISTALINA GEORGIEVA - Direktur Pelaksana IMF

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva, mengatakan lembaganya sebagai pemberi pinjaman global membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk membantu negara-negara yang memiliki banyak utang.

Pasalnya, prospek ekonomi global hingga saat ini masih tidak menentu. Kondisi yang tidak menentu ini membuat gap antara negara yang kaya dan miskin semakin jauh.

Georgieva telah menganjurkan alokasi baru mata uang IMF, yakni Special Drawing Rights (SDRs). Dia mengungkap IMF akan lebih banyak menggunakan dana untuk mengatasi krisis kesehatan dan ekonomi. Selain itu, IMF akan mempercepat perpindahan ke digital serta ekonomi hijau.

Di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, IMF telah memblokir alokasi SDRs. Pasalnya, pemerintah AS merupakan pemegang saham terbesar IMF. Alokasi SDRs merupakan langkah yang mirip dengan bank sental mencetak uang dan memberikan lebih banyak sumber daya ke negara kaya.

Georgieva mengatakan IMF dengan cepat meningkatkan pembiayaan lunak ke pasar berkembang dan ekonomi berkembang, termasuk melalui sumbangan dari negara-negara anggota sekitar 20 miliar dollar AS dalam SDRs yang ada.

Menurut Georgieva, pembiayaan lunak akan terus memainkan peran penting, tetapi diperlukan langkah-langkah lebih lanjut. "Ini menjadi sangat penting, bahkan lebih penting, bagi kami untuk dapat memperluas kapasitas kami untuk mendukung negara-negara yang tertinggal," kata Georgieva.

Dia mengatakan alokasi SDRs baru tidak pernah dihapus oleh anggota IMF. Bahkan menurutnya, beberapa anggota terus membahas sebagai langkah yang mungkin dilakukan.

Kemungkinan penjualan emas dari cadangan IMF akan memiliki potensi pembiayaan untuk IMF. Dia mengharapkan anggota G20 untuk memperpanjang moratorium pembayaran utang negara termiskin, yang hingga saat ini dijadwalkan berakhir pada Juni.

Sementara itu, Menteri Keuangan Swedia, Magdalena Andersson, sekaligus ketua baru komite pengarah IMF, yang berbicara pada konferensi pers daring bersama Georgieva, mengatakan jelas bahwa kebutuhan likuiditas tetap besar, dan dia akan berkonsultasi dengan negara-negara anggota mengenai opsi untuk memperluas likuiditas.

Andersson, orang Eropa pertama yang mengepalai Komite Moneter dan Keuangan Internasional dalam lebih dari 12 tahun dan wanita pertama, memulai masa jabatan tiga tahunnya di sini dalam perannya pada Senin (18/1).

Kesenjangan Sosial

Di tempat terpisah, Presiden World Economic Forum (WEF) Borge Brende juga mengingatkan pandemi Covid-19 tidak hanya merupakan krisis kesehatan namun juga memiliki dampak jangka panjang terhadap berbagai aspek seperti kesenjangan sosial, ekonomi, dan digital.

"Hampir 100 juta orang di seluruh dunia telah tertular Covid-19 dan lebih dari 2 juta kematian. Ini salah satu virus paling mematikan dalam sejarah," katanya dalam acara Peluncuran Global Risks Report 2021 secara virtual di Jakarta, Selasa.

Brende menyebutkan pandemi Covid-19 berpotensi membawa sekitar 150 juta orang di dunia masuk ke dalam jurang kemiskinan ekstrim karena adanya krisis pengangguran yang dipicu oleh resesi ekonomi dalam dua tahun ke depan.

Langkah untuk keluar dari potensi risiko itu adalah dengan memastikan pertumbuhan pada tahun-tahun mendatang harus lebih inklusif, berkelanjutan serta menciptakan lapangan kerja yang layak.

n SB/AFP/Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP, Antara

Komentar

Komentar
()

Top