Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penguatan Riset

Ilmuwan Korea Selatan Rekayasa Beras dengan Kandungan Protein

Foto : AFP/ANTHONY WALLACE

Profesor Hong Jin-kee berpose dengan mangkuk berisi “nasi daging” berwarna merah muda di Universitas Yonsei di Seoul, beberapa waktu lalu. Di sebuah laboratorium kecil di Seoul, tim ilmuwan Korsel menyuntikkan sel daging sapi ke dalam butiran beras, dalam sebuah proses yang mereka harap dapat merevolusi cara makan di dunia.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Tim ilmuwan Korea Selatan baru-baru ini melakukan rekayasa nasi berprotein dengan menyuntikkan sel daging sapi ke dalam butiran beras, sebuah proses yang mereka harap dapat merevolusi cara makan di dunia.

Ketua tim, Hong Jin-kee, percaya apa yang disebut "nasi daging" ini dapat menjadi cara yang ramah lingkungan dan etis bagi manusia untuk mendapatkan protein, mulai dari membantu mencegah kelaparan hingga untuk makanan astronaut di luar angkasa.

Dikutip dari The Straits Times, tidak ada hewan yang dirugikan dalam pembuatan hidangan ini, yang terlihat seperti semangkuk nasi biasa, meskipun berwarna merah muda, namun mengeluarkan samar aroma mentega, hasil dari pengemasan dengan kultur otot daging sapi dan sel lemak. "Dengan menggunakan daging hasil budi daya, kita bisa memperoleh protein hewani tanpa harus menyembelih hewan ternak," kata Hong.

Perusahaan-perusahaan di seluruh dunia telah berupaya mengomersialkan alternatif daging, seperti daging nabati atau daging hasil budi daya, karena masalah etika seputar industri peternakan, serta masalah lingkungan yang terkait dengan emisi gas rumah kaca dari peternakan.

Hong, yang memiliki latar belakang ilmu organoid dan biomedis dari Universitas Yonsei, di Seoul, memilih beras untuk penelitiannya karena biji-bijian tersebut telah menjadi sumber protein utama bagi masyarakat di Asia.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top