![Ilmuwan Kembangkan Indikator Kanker Sintetis](https://koran-jakarta.com/images/article/phpeubk52_resized.jpg)
Ilmuwan Kembangkan Indikator Kanker Sintetis
![Ilmuwan Kembangkan Indikator Kanker Sintetis](https://koran-jakarta.com/images/article/phpeubk52_resized.jpg)
Peneliti mengembangkan sebuah jaringan gen sintetis yang berfungsi sebagai sistem peringatan dini penderita kanker.
Namun, jika tumor didiagnosis terlambat, hanya satu dari empat wanita yang memiliki peluang pemulihan yang baik. "Saat ini, orang-orang biasanyapergi ke dokter hanya ketika tumor mulai menimbulkan masalah. Sayangnya, pada saat itu seringkali sudah terlambat," tambah Fussenegger. Implan juga memiliki keuntungan tambahan: "Hal ini dimaksudkan terutama untuk pemantauan diri, sehingga sangat efektif dalam hal biaya," jelas profesor di ETH tersebut.
Namun, bagi mereka yang lebih suka tidak berurusan dengan stres yang konstan, implan juga dapat digunakan untuk mengembangkan tanda yang hanya terlihat di bawah sinar merah. "Pemeriksaan rutin ini bisa dilakukan oleh dokter mereka," tambah Fusseneger. Dalam literaturnya, Fussenegger mengungkapkan beberapa kekurangan dari teknologi ini, salah satunya adalah masa aktif atau kerja implan semacam ini yang terbatas.
"Dari penelitian yang ada, membungkus sel-sel hidup berlangsung selama sekitar satu tahun. Setelah itu, mereka tidak aktif dan harus diganti," kata Fussenegger. Sejauh ini, implan peringatan dini ini adalah prototipe; karya terkait baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Science Translational Medicine. Para peneliti telah menguji sistem peringatan dini mereka pada model tikus dan pada kulit babi dan perangkat implan ini berfungsi dengan andal selama tes berlangsung.
Tahi lalat berkembang hanya ketika konsentrasi kalsium mencapai tingkat yang tinggi. Para ilmuwan yang berbasis di Basel masih memiliki jalan panjang sebelum pengujian implan pada manusia dapat dimulai. "Pengembangan lanjutan dan uji klinis secara khusus sangat melelahkan dan mahal, dimana kami sebagai tim risetnya tidak mampu," kata profesor ETH.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya