Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ikut PON, Lifter Juara Olimpiade Rizki Juniansyah Ingin Jadi Inspirasi Atlet Lain

Foto : ANTARA/RAUF ADIPATI

Lifter Jawa Barat Joko Dwi Suprianto (kanan), lifter Banten Rizki Juniansyah (tengah), dan lifter Jawa Tengah Mohamad Najib (kanan) berfoto bersama setelah konferensi pers pertandingan cabang angkat besi kelas 89 kilogram putra PON Aceh-Sumatera Utara 2024 di GOR Seramoe, Banda Aceh, Sabtu (7/9/2024).

A   A   A   Pengaturan Font

BANDA ACEH - Lifter Banten, Rizki Juniansyah, menilai kehadirannya sebagai peserta Pekan Olimpiade Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara 2024 sebagai pemicu atlet-atlet angkat besi lainnya, untuk dapat berprestasi maksimal.

Rizki yang merupakan pemenang medali emas Olimpiade Paris 2028, baru saja memenangi medali emas cabang angkat besi kelas 89 kilogram pada pertandingan di GOR Seramoe, Banda Aceh, Sabtu (7/9). Ia mencatatkan angkatan total 360 kilogram, dengan rincian angkatan snatch 160 kilogram, dan clean and jerk 200 kilogram.

"Kehadiran saya di PON ini adalah untuk memotivasi teman-teman saya, kawan-kawan saya yang bertanding bareng dengan saya, maupun tidak bertanding. Karena ini adalah suatu kejuaraan terbesar di Indonesia, nomor satu, seperti Olimpiade di dunia. Ini adalah juga motivasi untuk ke depannya para atlet bisa lebih semangat lagi," kata Rizki kepada Antara.

"Saya harap jangan ada Rizki untuk tahun ini saja, saya harap ada Rizki-Rizki yang lain bisa terbangun ke depannya. Dan saya harap juga nanti di Olimpiade 2028 lebih banyak atlet yang lolos dan bertanding," tambahnya.

Rizki menuturkan bahwa alasannya pindah kelas ke 89 kilogram selain didasari oleh pertimbangan agar kakak iparnya, Triyatno, dapat meraih medali di kelas 81 kilogram putra, juga didasari pertimbangan teknis.

"Saya sebenarnya kalau main di (kelas) mana saja masih oke, dan itu masih aman. Tapi di PON ini saya cari aman saja, karena saya kemarin pulang dari Olimpiade itu kan kelas 73 kilogram dan kebanyakan saya di tahun ini di kelas 73 kilogram itu harus diet ya, buat saya itu diet menurunkan berat badan, karena menurunkan berat badan itu bisa mempengaruhi kondisi dan capek," ujarnya

"Nah kemarin saya sudah tiga kali main di kelas 73 kilogram dan kemarin juga waktu pulang dari Olimpiade itu sempat capek karena dua pekan penuh tidak dapat istirahat yang benar. Saya tidur tengah malam karena banyak undangan sana-sini, terus banyak konferensi pers, terus ada (undangan dari) televisi-televisi, seperti podcast-podcast yang memang harus dihadiri dan wajib itu kayak apresiasi semua dari pak presiden, dan itu harus dihadiri," ucapnya.

Raihan medali emas di PON kali ini menjadi semakin istimewa, karena kekasih Rizki, Juliana Klarisa asal Jambi, juga memenangi medali emas di kelas 55 kilogram putri dua hari sebelumnya.

Rizki mengatakan ia memiliki rencana khusus dengan Klarisa setelah keberhasilan mereka berdua mendapatkan medali emas di PON, tetapi ia tidak menjelaskan rencana tersebut lebih jauh.

"Ya insya Allah nanti mungkin kita buat lembaran baru saja. Sama-sama medali emas. Dia medali emas, saya juga medali emas, ya mungkin ke depannya buat lembaran baru. Nanti insya Allah punya rezeki kami mau ya buat kehidupan baru dulu, tapi bukan sekarang. Mungkin nanti. Tapi ini adalah target dan sama-sama semangat buat motivasi buat support system buat saya," tutur atlet asal Kota Serang ini.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top