IKN Baru Membuat Pembangunan Lebih Merata
Kritikan terhadap pemerintah yang menyatakan pembangunan itu tidak bermanfaat dinilai banyak disampaikan mereka yang menikmati keuntungan dari bubble property (harga properti melambung). Mereka tidak pernah memikirkan, banyak sekali warga yang kerjanya di Ibu Kota Negara saat ini, tetapi tidak mampu beli rumah di Jakarta, bahkan di bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) pun tak mampu.
Jakarta sebagai Ibu Kota memang dikenal sebagai salah satu kota termahal di dunia, menurut Bank Julius Baer's Global Wealth and Lifestyle Report 2021. Dari semua kota di dunia, Jakarta berada di peringkat 20 termahal. Sungguh aneh, Indonesia yang masuk dalam negara berpendapatan menengah bawah (lower middle income), Ibu Kotanya masuk dalam daftar kota termahal di dunia.
Masuknya Jakarta sebagai kota termahal diakibatkan oleh ketimpangan ekonomi karena intermediasi perbankan yang buruk. Kredit banyak dikucurkan untuk ajang spekulasi di properti, sehingga terjadi penggelembungan, bukan ke sektor produktif.
Keputusan politik Presiden Jokowi untuk tetap melanjutkan pembangunan IKN baru di Kalimantan Timur oleh para pakar ekonomi dinilai 100 persen benar karena membuat pemerataan pembangunan. Uang tidak hanya beredar di Jabodetabek, tetapi terdistribusi lebih merata.
Pakar Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), Rizal Edy Halim, mengatakan IKN setidaknya akan merealokasi penduduk yang saat ini berpusat di Jawa. Realokasi dan redistribusi penduduk tersebut akan meredam bubble properti dan di sisi lain akan meningkatkan kesejahteraan penduduk khususnya para Aparatur Sipil Negara (ASN) di IKN yang baru.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya