Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

IHSG dan Rupiah Terkulai Lemas usai The Fed Umumkan Kenaikan Bunga Acuan

Foto : ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/kye

Ilustrasi: Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Agresifitas bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menekan kinerja IHSG dan pergerkan rupiah. Setelah berselang beberapa menit The Fed mengumumkan hasil rapat selama dua hari hingga, Rabu (2/11), waktu setempat, IHSG dan kurs rupiah terhadap dollar AS melemah.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (3/11) pagi, mengikuti pelemahan bursa saham Asia, tertekan hasil rapat bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed).

IHSG dibuka melemah 20,11 poin atau 0,29 persen ke posisi 6.995,58. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 3,82 poin atau 0,38 persen ke posisi 995,28.

"Untuk hari ini IHSG berpotensi mendapatkan sentimen negatif. Pasar tertekan oleh hasil pertemuan The Fed yang tidak sesuai dengan perkiraan pasar," tulis Tim Riset Surya Fajar Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta,.

Pemimpin The Fed membuyarkan harapan pasar akan berkurangnya tensi kenaikan suku bunga acuan. The Fed menyatakan bahwa masih akan ada kenaikan suku bunga karena inflasi AS masih cukup tinggi.

Di sisi lain, pasar diperkirakan mulai mengalihkan fokus pada rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2022 yang diperkirakan melaju 5,89 persen (yoy), naik dari 5,44 persen (yoy) pada kuartal II 2022.

Hari ini IHSG diperkirakan bergerak variatif dengan potensi pelemahan kembali dengan level support 6.920-7.000 dan level resisten 7.150.

Sementara itu bursa saham AS bergerak melemah pada perdagangan tadi malam. Pasar merespon negatif hasil dari pertemuan The Fed.

The Fed memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin sesuai dengan ekspektasi konsensus. Namun pidato pemimpin The Fed Jerome Powell setelah pertemuan tidak sesuai dengan ekspektasi pasar.

Powell mengatakan bahwa inflasi masih cukup tinggi dan The Fed masih harus menaikkan suku bunga kembali dalam beberapa pertemuan ke depan.

Sementara itu, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (3/11) pagi melemah usai bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed), memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga.

Rupiah pagi ini melemah 16 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp15.663 per dollar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.647 per dollar AS.

"Rupiah masih berpotensi melemah dengan kenaikan kembali tingkat suku bunga acuan The Fed sebesar 75 bps menjadi 3,75-4 persen," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta.

Ariston menyampaikan kenaikan suku bunga The Fed tersebut akan menipiskan kembali selisih atau spread dengan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang kini berada di posisi 4,75 persen, yang bisa mendorong pelaku pasar mencari dollar AS.

Bank sentral AS itu juga masih berkomitmen untuk menurunkan tingkat inflasi AS ke level target 2 persen. Dalam pernyataannya dini hari tadi, Gubernur The Fed Jerome Powell belum melihat inflasi AS turun ke arah yang diinginkan.

"Ini artinya The Fed masih akan menahan suku bunga acuannya di level tinggi untuk mengendalikan inflasi," ujar Ariston

Tapi di sisi lain, lanjut Ariston, pelaku pasar mungkin menangkap indikasi bahwa The Fed akan melambatkan laju kenaikan suku bunga acuannya dalam pernyataan Powell dini hari tadi.

"Pasar mungkin akan menganggap ini titik balik kebijakan pengetatan agresif The Fed. Dan ini mungkin bisa menahan penguatan dollar AS," kata Ariston.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top