Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Nuklir Iran

Hubungan AS-Eropa Menjadi Renggang

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mundur dari kesepakatan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) atau kesepakatan nuklir dengan Iran,

akan mengakibatkan AS dengan sekutunya di Eropa menjadi renggang, menempatkan Israel dalam bahaya, hingga menghancurkan usaha yang sudah dibuat sepanjang tiga tahun terakhir.

Yang paling dikhawatirkan adalah keputusan Trump itu bakal membuat rezim Hassan Rouhani memproduksi senjata nuklir, dan berpotensi menimbulkan perang di Timur Tengah.


Kesepakatan yang biasa disebut Rencana Aksi Komprehensif Gabungan itu diteken Iran bersama AS, Prancis, Inggris, Russia, Tiongkok, dan Jerman. Pakta yang ditandatangani pada 2015 itu mencabut sanksi ekonomi terhadap Iran.

Sebagai imbalan untuk pencabutan sanksi itu, Iran sepakat membatasi program nuklir dan mengizinkan pengawas internasional masuk ke fasilitas nuklir negara itu.


Prancis mengutuk keputusan Trump yang membatalkan kesepakatan yang diteken di Wina, Austria, pada 2015 itu.

Dalam keterangannya kepada media, sebagaimana dikutip Daily Mail, Menteri Keuangan Prancis, Bruno Le Maire, mengatakan Trump telah membuat kesalahan dan AS tidak seharusnya menjadi polisi ekonomi dunia dengan cara menerapkan sanksi keuangan kepada Iran.


Pegang Komitmen


Sementara itu, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, bersama rekannya Perdana Menteri Inggris, Theresa May, dan Kanselir Jerman, Angela Merkel, juga menyesalkan keputusan Trump itu. Macron, Theresa, dan Merkel menggelar jumpa pers bersama, Selasa (8/5).

Macron mengatakan mereka memegang komitmen atas kesepakatan nuklir yang ditandatangani. "Kesepakatan yang kami teken didukung oleh Tiongkok dan Russia," ucapnya.


Sebelumnya, Trump mengumumkan telah menandatangani memo yang menyatakan AS keluar dari JCPOA. Trump menyebutkan perjanjian yang berakhir pada 2030 itu memungkinkan Iran melanjutkan program pengembangan nuklir.

Dia berpendapat, perjanjian itu akan memicu perlombaan senjata nuklir di Timur Tengah. "Kita tidak dapat mencegah bom nuklir Iran yang rusak dan struktur yang lapuk dari perjanjian saat ini," ucapnya. SB/AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top