Howard Lutnick Akan Bersikap Lebih Keras ke Tiongkok
Howard Lutnick, dinominasikan menjadi Menteri Perdagangan.
Foto: ANGELA WEISS/AFPWASHINGTON – Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, pada hari Selasa (19/11), menominasikan Howard Lutnick, wakil ketua tim transisinya, sebagai menteri perdagangannya, sebuah pilihan yang akan membawa sikap lebih keras terhadap Tiongkok dari pemerintahan yang akan datang.
Dikutip dari The Straits Times, Lutnick juga akan memimpin agenda tarif impor dan perdagangan negara tersebut, dengan tanggung jawab langsung tambahan untuk Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat.
Tarif merupakan bagian utama dari agenda ekonomi Trump, dan ia telah menjanjikan bea masuk yang besar pada semua impor ketika ia kembali ke Gedung Putih.
Lutnick adalah kepala eksekutif perusahaan jasa keuangan Cantor Fitzgerald, dan sekutu Trump yang awalnya disebut-sebut sebagai calon terdepan untuk menteri keuangan.
Namun, ia malah ditunjuk untuk memimpin perdagangan, departemen yang lebih kecil yang berupaya meningkatkan industri AS dan memiliki peran penting dalam kebijakan untuk menopang sektor semikonduktor AS dan mengurangi ketergantungan pada Asia.
Kontrol Ekspor
Di bawah Presiden Joe Biden, Departemen Perdagangan meningkatkan kontrol ekspor pada teknologi penting seperti komputasi kuantum dan barang-barang manufaktur semikonduktor, dengan tujuan untuk mencegah akses oleh musuh seperti Beijing. Pemerintahan Trump dapat memperkeras sikap ini.
Lutnick, selama kampanye Pemilu AS, telah menyatakan dukungannya terhadap tarif sebesar 60 persen pada barang-barang Tiongkok, di samping tarif sebesar 10 persen pada semua impor.
Keduanya termasuk dalam usulan yang diajukan Trump, dengan kandidat dari Partai Republik tersebut menyasar negara-negara yang telah “merampok kita selama bertahun-tahun”.
Pada masa jabatan pertama Trump, ia terlibat dalam perang tarif dengan Tiongkok, dengan Kantor Perwakilan Dagang AS mengeluarkan bea masuk atas impor dari ekonomi terbesar kedua di dunia.
Lutnick sebelumnya juga menyesalkan hilangnya pekerjaan manufaktur di Amerika Serikat dan alih daya ke Tiongkok. "Saya sepenuhnya mendukung Donald Trump," kata Lutnick kepada podcaster Anthony Pompliano pada bulan Oktober.
Dalam wawancara yang sama, ia mengecam mobil listrik sebagai “omong kosong kaum elite pesisir” dan menyalahkan Tiongkok sebagai sumber fentanil di Amerika Serikat.
Obat mematikan ini, yang berkali-kali lebih kuat daripada heroin, bertanggung jawab atas puluhan ribu kematian akibat overdosis setiap tahunnya. “Tiongkok menyerang Amerika dari dalam perutnya,” tuduhnya.
Lutnick awalnya dijagokan untuk mengepalai Departemen Keuangan, tetapi perebutan posisi tersebut terungkap ke publik akhir pekan lalu.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Meluas, KPK Geledah Kantor OJK terkait Penyidikan Dugaan Korupsi CSR BI
Berita Terkini
- Asyik, Stasiun Whoosh Karawang Dibuka 24 Desember
- Wow, 100 Ribu Tiket Whoosh Terjual untuk Momen Nataru
- Ketua MPR: Museum Rasulullah di Indonesia Jadi Ikon Penting Umat Islam
- Stimulasi Pemberian Kredit ke UMKM, Begini Jurus BI
- Dorong Sistem Pembayaran Inklusif, BI Hadirkan Tiga Layanan Baru BI-Fast mulai 21 Desember 2024