Hilirisasi Produk Pertanian Diperkuat
Besarnya biaya promosi jangan dianggap sebagai pengeluaran ekstra, melainkan sarana investasi yang akan menguntungkan pemilik produk.
JAKARTA - Pemerintah menekankan pentingnya penguatan hilirisasi produk pertanian melalui promosi dan advokasi. Karena itu, dibutuhkan inovasi pendanaan untuk membiayai promosi tersebut.
"Dahulu orang pertanian melihat bahwa promosi itu adalah biaya, tapi pemasaran atau promosi itu adalah investasi dalam hal mempertahankan pasar. Bahkan kita tidak sadari, promosi itu bisa mencapai 30 persen dari biaya atau nilai suatu produk," kata Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian, Prayudi Syamsuri, saat menghadiri Agrofood Expo 2023, di JIEXPO, Jakarta, Kamis (10/8).
Prayudi menuturkan besarnya biaya promosi sebaiknya tidak dianggap sebagai pengeluaran ekstra, melainkan sarana investasi yang akan menguntungkan pemilik produk. Sarana promosi melalui pameran atau ekspo skala nasional maupun internasional, katanya lagi, menjadi salah satu upaya pemerintah untuk memperkuat hilirisasi produk pertanian baik antara business to business (B2B) maupun business to customer (B2C).
"September (ekspo serupa) di Serpong, karena itu sekali lagi investasi untuk promosi produk pertanian kita. Bukan hanya di dalam negeri, tapi di luar negeri. Kami akan hadir juga di Jerman pada Oktober 2023," ujarnya pula.
Promosi di luar negeri, katanya, menjelaskan bukan hanya untuk sekadar mengenalkan produk pertanian, namun juga untuk menjelaskan isu-isu negatif yang beredar mengenai produk pertanian nasional seperti minyak sawit yang dikecam oleh sejumlah negara di Eropa.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya