Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Hilang di Hutan Amazon, Jurnalis Inggris dan Pakar Suku Asli Sempat Terima Ancaman dari Pembalak dan Penambang

Foto : France24/AFP

Jurnalis Inggris Dom Phillips yang hilang saat melakukan penelitian di lembah Javari hutan Amazon Brazil bersama pakar suku asli Bruno Pereira, sedang berbicara dengan dua penduduk asli di Roraima, Brazil. Foto diambil pada 16 November 2019.

A   A   A   Pengaturan Font

RIO DE JANEIRO - Jurnalis Inggris dan pakar suku asli Brazil hilang di pelosok hutan Amazon setelah menerima ancaman. Demikian menurut otoritas dan kelompok pembela hak suku asli, Senin (6/6). Peristiwa ini membuat keselamatan mereka terancam.

Dilansir CNA, Selasa (7/6) , wartawan veteran Dom Phillips (57) hilang saat mencari sebuah buku di lembah Javari hutan Amazon Brazil bersama pakar suku asli Bruno Pereira, kata surat kabar The Guardian, media tempat Phillips dulu bekerja sebagai kontributor.

Keduanya melakukan perjalanan menggunakan perahu ke danau Jaburu di negara bagian utara Amazonas dekat perbatasan Brazil-Peru. Mereka seharusnya sudah kembali ke kota Atalia do Norte hari Minggu pukul 9 pagi, kata the Union of Indigenous Organizations of the Javari Valley (UNIVAJA) dan the Observatory for the Human Rights of Isolated and Recently Contacted Indigenous Peoples (OPI) dalam sebuah pernyataan.

Kedua lembaga tersebut mengatakan, minggu lalu dua orang itu menerima ancaman di lapangan pada.

Mereka tidak merinci lebih lanjut, namun Pereira, seorang pakar suku asli di FUNAI yang paham betul area tersebut, beberapa kali menerima ancaman dari pembalak dan penambang yang mencoba mengisolasi masyarakat asli di wilayah itu.

FUNAI mengatakan kepada AFP, pihaknya bekerja sama dengan otoritas setempat dalam upaya pencarian korban. Pereira sedang dalam masa cuti "untuk mengejar kepentingan pribadinya".

Phillips dan Pereira melakukan perjalanan di sekitar kawasan yang menjadi basis pengawasan FUNAI. Mereka tiba di danau Jaburu Jumat sore, kata UNIVAJA dan OPI.

Mereka memulai perjalanan awal Minggu, berhenti di komunitas Sao Rafael, dimana Pereira dijadwalkan bertemu dengan pemimpin lokal untuk membahas soal patroli yang akan mereka lakukan untuk melawan invasi besar-besaran yang terjadi di tanah mereka.

Saat pemimpin komunitas tiba, keduanya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Atalia do Norte sekitar dua jam perjalanan.

Mereka terakhir terlihat di dekat komunitas Sao Gabriel, di bagian hilir Sao Rafael.

Keduanya menggunakan perahu baru dengan bahan bakar 70 liter, cukup untuk perjalanan. Mereka juga menggunakan peralatan komunikasi satelit.

Kantor jaksa federal mengatakan, pihaknya telah menugaskan polisi untuk melakukan investigasi dan pencarian yang dipimpin angkatan laut Brazil.

Dua warga asli yang menguasai wilayah tersebut tidak menemukan jejak Phillips dan Pereira, kata UNIVAJA dan OPI.

Menurut surat kabar O Globo, dua orang nelayan ditangkap polisi pada Senin malam termasuk satu orang yang melakukan pertemuan dengan dua orang itu. Media tersebu t tidak menjelaskan jika itu adalah pemimpin lokal di Sao Rafael yang tidak pernah terlihat.

Kawasan reservasi seluas 85.000 kilometer persegi merupakan rumah bagi 6.300 masyarakat suku asli dari 26 kelompok, sebagian besar dari mereka tidak pernah melakukan kontak dengan dunia luar.

FUNAI, lembaga yang dibentuk pemerintah Brazil untuk melindungi masyarakat suku asli. Lembaga ini memiliki basis di kawasan hutan Amazon. Beberapa tahun terakhir, lembaga ini mendapat beberapa kali serangan. Pada 2019, seorang petugas FUNAI ditembak mati.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top