Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis
Netralitas Karbon - Perbankan Tertinggal Jauh dalam Mengelola Risiko Iklim dari Pendanaan Batu Bara

Hentikan Proyek PLTU di KIH Kaltara

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pembangunan kawasan industri hijau semestinya mempertimbangkan aspek lingkungan dan menggunakan listrik dari energi bersih (EBT), bukan dari energi kotor, termasuk energi batu bara.

JAKARTA - Pemerintah harus menghentikan rencana pembangunan PLTU batu bara di kawasan industri hijau (KIH) Kalimantan Utara (Kaltara). Sebab, pembangunan PLTU tersebut bakal menimbulkan sejumlah dampak serius baik kerugian ekonomi, sosial, dan ekologis.

Ekonom Bhima Yudhistira mengatakan, secara ekonomi, hasil kalkulasi dengan metode Inter Regional Input-Output (IRIO) menyebut adanya dampak negatif pembangunan PLTU batu bara bagi output perekonomian sebesar 3,93 triliun rupiah. Lalu, pendapatan masyarakat secara agregat diproyeksi turun 3,68 triliun rupiah dan kerugian spesifik di sektor perikanan senilai 51,5 miliar rupiah.

"Kerugian ekonomi tersebut disebabkan oleh dampak kerusakan lingkungan, kesulitan nelayan mencari ikan, hingga sektor pertanian yang terimbas pertambangan batu bara untuk mensuplai PLTU," ungkap Bhima yang sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) dalam diskusi di Jakarta, Kamis (14/9).

Selain itu, lanjut Bhima, terdapat risiko kehilangan pekerjaan sebanyak 66.000 orang di berbagai sektor. Jika PLTU batu bara beroperasi dalam jangka panjang, akumulasi kerugian dari kehilangan pendapatan masyarakat menembus 13 triliun rupiah.

Bhima meminta agar perusahaan yang berada di balik investasi PLTU batu bara, termasuk calon pembeli aluminium khususnya raksasa otomotif Hyundai, perlu segera mempertimbangkan untuk menghentikan segala bentuk kontrak atau kesepakatan pembelian selama PLTU batu bara tetap dibangun.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top