Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Tokoh Dunia

Hawking Gagal Raih Nobel hingga Akhir Hayat

Foto : litbang koran jakarta/andWang
A   A   A   Pengaturan Font

LONDON- Beragam penghargaan dari petinggi sejumlah negara di dunia sudah pernah diterima oleh Stephen Hawking, semasa hidupnya. Satu-satunya penghargaan yang belum pernah diterimanya hingga menghembuskan napas terakhir pada Rabu (14/3) dini hari adalah hadiah Nobel.
Padahal, teori-teori hasil pemikirannya memberikan kontribusi yang besar di bidang kosmologi dan fisika. Mulai dari temuan teori big bang, teori gravitasi kuantum, hingga teori radiasi Hawking.

Dia menciptakan black hole atau lubang hitam yang terbuat dari suara di laboratoriumnya. Teori yang dikemukakan Hawking pada 1970-an, membantah gagasan bahwa black hole merupakan sinkhole bagi gravitasi -- menyedot semua benda dan tak mengizinkannya keluar, bahkan cahaya sekalipun.

Ilmuwan asal Inggris itu menduga sebenarnya black hole dapat memancarkan radiasi berupa partikel kecil, dan membiarkan energi untuk keluar dari lubang tersebut. Konsep tersebut dikenal sebagai Hawking radiation atau radiasi Hawking.

Menurut perhitungan Hawking, black hole mengeluarkan fonon. Dalam aktivitas tersebut, lubang hitam akan kehilangan energinya dan seiring dengan berjalannya waktu akan menguap. Sayangnya, teori yang berdasarkan perhitungan matematika itu tersebut belum diverifikasi kebenarannya oleh penelitian sampai saat ini. Padahal, teori ini telah diterima secara luas di kalangan ilmuwan-ilmuwan fisika teoritis di seluruh dunia.

Hal inilah yang menyebabkan ilmuwan pengidap Amytotrophic Lateral Sclerosis (ALS) tersebut tidak pernah menerima penghargaan Nobel, walau memiliki pengaruh yang begitu besar terhadap ilmu pengetahuan.

"Masalahnya adalah tidak ada cara untuk memverifikasi ide tersebut. Lubang hitam terlalu panjang umur untuk bisa diobservasi hari ini dalam detik-detik kematiannya," ujar penulis The Science of Liberty dalam majalah National Geographic Timothy Ferris.

Andaikan saja ada cara bagi para ilmuwan saat ini untuk mengobservasi fenomena kematian sebuah lubang hitam dan membuktikan kebenaran teori radiasi Hawking tersebut, Ferris yakin, pria kelahiran 8 Januari 1942 itu tentu akan menerima penghargaan Nobel.

Hawking juga sempat bertanya-tanya tentang pengharagaan Nobel yang tak kunjung diperolehnya itu. Dalam kuliah umum pada Januari 2016, ia sempat menyinggung hal itu.

"Orang-orang telah mencari lubang hitam berukuran kecil, namun tidak ada yang pernah menemukannya. Hal ini merupakan suatu hal yang disayangkan. Jika mereka pernah menemukannya, tentu saya akan menerima penghargaan Nobel," candanya saat itu.

Selain Hawking, ilmuwan Peter Higgs juga mengalami nasib serupa. Pencetus teori Higgs Boso pada 1964 itu tak kunjung mendapatkan Nobel hingga akhirnya pada 2012 organisasi riset Eropa CERN berhasil membuktikan kebenaran teorinya. Tepat lima dekade setelah teorinya dicetuskan, Higgs menerima Nobel di 2013.

channelnewsasia.com/P-4


Redaktur : Khairil Huda

Komentar

Komentar
()

Top