Hati-hati, Kebiasaan Melewatkan Makan Saat Kerja Berisiko bagi Kesehatan Jantung
Ilustrasi seseorang sibuk bekerja.
Foto: antaraJAKARTA - Kebiasaan melewatkan makan saat bekerja bisa berisiko bagi kesehatan jantung, terutama pada orang-orang dengan tuntutan pekerjaan tinggi.
Sebagaimana dikutip dalam siaran Hindustan Times pada Minggu (29/12), konsultan kardiologi Dr. Dixit Garg menyampaikan bahwa melewatkan makan dan menghabiskan energi tubuh secara konstan memicu respons kontra-regulasi, terutama melalui sistem saraf simpatik.
"Hal ini menghasilkan lebih banyak pemecahan lemak dan protein untuk menghasilkan energi, yang menyebabkan beberapa efek buruk pada jantung," katanya.
"Peningkatan aktivitas saraf simpatik menyebabkan perubahan mikrovaskular yang meningkatkan kontraktilitas jantung dan kemudian meningkatkan tekanan darah. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan peningkatan jaringan fibrosa di jantung dan bahkan kematian sel," ia menjelaskan.
Menurut dia, kondisi stres yang terus-menerus ini dapat memicu peradangan, yang merupakan salah satu penyebab penyakit jantung.
"Pola asupan dan makan yang tidak diatur dengan baik menyebabkan kontrol gula darah yang buruk, dan sistem regulasi yang tegang. Hal ini dapat mengakibatkan resistensi insulin, yang merupakan penyebab utama perkembangan diabetes dan masalah metabolisme lainnya," ia menambahkan.
Ia menyampaikan bahwa kesehatan jantung memerlukan kadar gula darah yang stabil, karenanya penting untuk menjaga kadar gula darah secara konsisten melalui pola makan yang teratur dan seimbang.
"Untuk menghindari fluktuasi gula darah yang parah, seseorang harus lebih sering mengonsumsi makanan dalam porsi kecil. Hal ini menghindari stres tambahan pada sistem kardiovaskular," katanya.
Kepala Dokter Spesialis - Keunggulan Medis di HCL Healthcare Dr. Shantanu Dhari juga mengatakan bahwa melewatkan makan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung karena ada hubungan yang rumit antara metabolisme, stres, dan kesehatan kardiovaskular.
Ketika melewatkan makan, terutama selama jam kerja yang panjang, kadar gula darah akan berfluktuasi, sehingga pengaturan gula dalam tubuh menjadi tertekan.
Fluktuasi kadar gula darah seiring waktu dapat memicu resistensi insulin dan menyebabkan diabetes tipe 2, yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.
"Ketika Anda melewatkan waktu makan, tubuh Anda mengalami penurunan kadar gula darah, yang dapat menyebabkan keinginan makan yang tidak sehat, makan berlebihan, dan pilihan diet yang buruk di kemudian hari seperti mengonsumsi makanan padat kalori dan berlemak tinggi," kata dokter Dhari.
"Kebiasaan ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah secara tiba-tiba, yang mendorong perkembangan aterosklerosis, di mana plak terbentuk di arteri, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke," katanya.
Melewatkan waktu makan secara teratur juga dapat menyebabkan penambahan berat badan, terutama lemak perut, yang terkait erat dengan sindrom metabolik dan penyakit kardiovaskular.
Dokter Dhari menyampaikan pentingnya makan teratur dan mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang dalam upaya untuk mengurangi risiko penyakit jantung.
"Makan sedikit-sedikit dalam sehari membantu mengatur kadar gula darah, menghindari naik turunnya kadar gula darah yang membebani sistem kardiovaskular," katanya.
Berita Trending
- 1 Usut Tuntas, Kejati DKI Berhasil Selamatkan Uang Negara Rp317 Miliar pada 2024
- 2 Pemkot Surabaya Mengajak UMKM Terlibat dalam Program MBG
- 3 Pemerintah Siapkan Pendanaan Rp20 Triliun untuk UMKM-Pekerja Migran
- 4 Antisipasi Penyimpangan, Kemenag dan KPAI Perkuat Kerja Sama Pencegahan Kekerasan Seksual
- 5 Seekor gajah di Taman Nasional Tesso Nilo Riau mati
Berita Terkini
- Pecahkan Rekor, Desa Wisata Penglipuran Dikunjungi Lebih dari Satu Juta Wisatawan pada 2024
- Pentagon Tegaskan Bantuan AS untuk Ukraina Akan Tetap Berlanjut Usai Era Biden
- Atasi Masalah Sampah, Menteri LH dan Mendikdasmen Teken Kerja Sama
- Beruntung Tidak Meledak, FBI: Pelaku Serangan Teror New Orleans Diduga Tanam Bom di Dua Lokasi
- Pejabat Keamanan Presiden Korsel Tolak Permintaan agar Yoon Suk Yeol Diperiksa Polisi