Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 12 Mar 2025, 15:40 WIB

Jangan Panik! Kenali Penyebab Kejang dan Cara Mengatasinya Menurut Dokter

Ilustrasi - Deman menjadi salah satu pemicu tubuh kejang.

Foto: Istimewa.

JAKARTA – Saat seseorang mengalami kejang, tetap tenang dan lakukan pertolongan pertama dengan langkah yang benar. Kejang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti epilepsi, demam tinggi, atau gangguan elektrolit.

Menangani kejang dengan cepat dan benar bisa mencegah komplikasi lebih lanjut. Jika kejang terjadi berulang atau tanpa sebab yang jelas, konsultasikan dengan dokteruntuk pemeriksaan lebih lanjut.

Dokter spesialis neurologi Ranette Roza dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono di Jakarta Timur menyampaikan bahwa menolong orang yang kejang tidak mendatangkan risiko penularan penyakit, jadi tidak perlu khawatir.

"Kejang, baik karena faktor trauma, jantung, atau epilepsi, ayan, dan lain-lain itu sama sekali tidak menular, itu bukan suatu penyakit yang bisa menular melalui air liur, droplet, ataupun darah," katanya dalam acara seminar edukasi daring tentang penanganan kejang pada Rabu (12/3). "Jadi, kalau bisa tolong saja. Kasihan pasiennya kalau tidak ditolong," katanya.

Ranette mengatakan bahwa pertolongan pertama sangat penting untuk mencegah cedera dan komplikasi pada orang yang kejang, terutama yang sampai mengeluarkan liur.

Pertolongan pertama yang tepat, ia melanjutkan, dapat membantu pasien melewati periode kejang dengan aman.

Perawat Suwarni menyampaikan bahwa mereka yang hendak memberikan pertolongan kepada orang yang sedang kejang sebaiknya berusaha untuk tenang, jangan panik.

Selanjutnya, ia mengatakan, penolong sebaiknya menjauhkan benda-benda yang dapat membahayakan dari sekitar tubuh pasien, melindungi kepalanya dari benturan, serta memiringkan tubuhnya agar tidak tersedak liur atau muntahan.

Perawat Suwarni mengingatkan penolong agar tidak memasukkan benda apapun ke dalam mulut orang yang sedang kejang, karena dapat menyebabkan cedera.

Penolong juga disarankan memperhatikan dan mencatat berapa lama pasien kejang dan segera hubungi layanan kesehatan darurat jika kejang berlangsung lebih dari lima menit atau pasien cedera.

Setelah kejang berhenti, penolong disarankan membantu pasien agar bisa beristirahat serta memperhatikan kondisinya.

Jika pasien kebingungan atau kesulitan bernapas, penolong sebaiknya segera menghubungi layanan bantuan medis.

Dokter Ranette menjelaskan pula bahwa kejang demam bisa terjadi pada anak berusia enam bulan sampai lima tahun, dan sebagian besar tidak berkembang menjadi epilepsi.

Ia menyampaikan bahwa sebagian besar kejang demam tidak berbahaya bagi orang dewasa, jadi kalau mendapati orang kejang sebaiknya lekas memberikan pertolongan pertama dan menghubungi layanan medis darurat agar pasien bisa memperoleh bantuan medis yang dibutuhkan.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.