Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 14 Sep 2022, 16:53 WIB

Hasto Kristiyanto, Gibran Rakabuming, Anak Pramono Anung dan GKR Mangkubumi Dipastikan Ramaikan Musyawarah Agung Senapati Nusantara 17 September di Yogya

Ketua Sterring Committee (SC) Musyawarah Agung, Nurjianto, saat jumpa pers jelang Musyawarah Agung Senapati Nusantara, pada Rabu (14/9) di sekretariat Senapati Nusantara, di Banguntapan, Bantul, DIY.

Foto: Istimewa

YOGYAKARTA - Tiga nama tokoh politik Indonesia yang juga pecinta keris, dipastikan akan datang meramaikan Musyawarah Agung Senapati Indonesia, induk organisasi dari 73 Paguyuban Keris di seluruh Indonesia. Musyawarah Agung ini akan diadakan pada 17 September di Hotel Ross In, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan dibarengi dengan bursa keris terbesar di Indonesia di tempat yang sama yang berlangsung dari 16-18 September.

"Pak Hasto kan Sekjen Senapati Nusantara, sedangkan Mas Gibran, Bupati Kediri Anindhito Himawan Pramana yang adalah anak dari Bapak Pramono Anung, dan dari Kraton Jogja nanti ada GKR Mangkubumi yang semuanya bersama-sama akan memikirkan apa yang terbaik untuk perkembangan Keris Nusantara," kata Ketua Sterring Committee (SC) Musyawarah Agung, Nurjianto, saat jumpa pers jelang Musyawarah Agung Senapati Nusantara, pada Rabu (14/9) di sekretariat Senapati Nusantara, di Banguntapan, Bantul, DIY.

Nurjianto atau di kalangan pecinta keris biasa disebut sebagai Gus Poleng ini menerangkan, ada 4 agenda utama Musyawarah Agung Senapati Nusantara -organisasi induk paguyuban keris se-Indonesia- tahun ini.

Pertama, pemilihan Sekjen daan Dewan Penasehat Senapati Nusantara periode 2022-2026 atau periode 4 tahun ke depan. Kedua, pameran keris-keris tua dan langka, yang dibarengi dengan agenda ketiga yakni bursa keris terbesar di Indonesia.

"Agenda keempat dan jadi agenda super penting yakni pengusulan 25 November sebagai Hari Keris Nasional," kata Gus Poleng.

Sebagaimana diketahui Unesco telah menepatkan keris sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada 25 November 2005 lalu. Artinya sudah 18 tahun lamanya keris diakui dunia sebagai warisan budaya. Namun, usulan 25 November sebagai Hari Keris Nasional oleh Senapati Nusantara sejak September 2019 lalu saat Kemendikbud dipegang oleh Muhadjir Effendi macet di era Menteri Nadiem Makariem.

"Kajian sudah beres semua, Mensesneg Pratikno pun sudah bertemu dengan kita. Dengar-dengar memang macet di Menteri Nadiem. Kita harapkan Musyawarah Agung kali ini bisa mendesak Mas Nadiem untuk segera tanda tangan dan serahkan ke Presiden Jokowi yang juga pecinta keris sejati kan. Keris kan memang di Kemendikbud urusannya, jadi ya harus lewat Mas Nadiem," kata Gus Poleng.

Menurut Gus Poleng, penetapan hari keris penting sekali agar masyarakat luas kembali mengingat keberadaan keris sebagai warisan luar biasa dari nenek moyang kita. Tak kenal maka tak sayang, dengan penetapan hari keris maka masyarakat bisa kembali mengenal dan menyayangi keris sehingga mau terlibat dalam pelestariannya.

"Ingat ada hari batik kan masyarakat berbondong-bondong pakai batik. Kalau hari keris, minimal motret keris koleksinya ramai-ramai ke medsos, selamat hari keris, ramai lagi jadinya, jadi sayang keris semua," papar Gus Poleng.

Keris Nusantara untuk Indonesia Bangkit

Musyawarah Agung Paguyuban Keris Senapati Nusantara pada tahun ini mengambil tema khusus 'Keris Nusantara untuk Indonesia Bangkit.' Tema tersebut adalah refleksi masyarakat keris nusantara setelah melalui 2 tahun pandemi yang berat sekali bagi masyarakat Indonesia dan juga dunia.

Ketua Organizing Committee (OC) Musyawarah Agung, Fendi Prayitna, mengatakan bahwa keris menyimpan banyak nilai utama bangsa Nusantara sehingga diharapkan bertemunya para pecinta keris di Yogya bisa menumbuhkan inspirasi bagi semua kalangan masyarakat untuk bangkit dari keterpurukan karena pandemi.

"Keris kita harapkan jadi spirit kita semua untuk bisa bangkit. Spirit ini menyimpan value-value utama dari keahlian tempa besi, metalurgi, art, dan juga sisi spiritual," kata Fendi.

Total peserta Musyawarah Agung yang akan hadir di Yogya diperkirakan sebanyak 180 orang -15 di antaranya adalah bupati dan walikota- yang merupakan perwakilan dari 73 paguyuban dari 73 kabupaten di Indonesia. Namun, diperkirakan ribuan orang akan meramaikan gelaran ini karena di sela Musyawarah Agung akan ada pameran keris-keris pusaka yang langka sekali dan juga bursa keris.

"Jadi 17 September puncak acara Musyawarah Agung, sementara 16-18 juga akan ada pameran dan bursa keris. Kita perkirakan 1000 orang pecinta keris tumpek blek meramaikan Yogya. Sekarang saja hotel-hotel di sekitar Ross In sudah penuh dipesan semua," papar Fendi.

Sementara perkiraan transaksi perdagangan keris selama 3 hari bursa tersebut diperkirakan mencapai milyaran rupiah.

"Kita perkirakan di atas Rp 5 miliar. Karena acara Senapati Nusantara di Surabaya berapa tahun kemarin transaksi Rp 3 miliar, ini acara lebih besar karena Musyawarah Agung jadi kolektor akan datang semua," kata Fendi.

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.