Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 28 Feb 2018, 01:00 WIB

Haruskah Wisma Fajar Jadi Noda Asian Games

Terb engkalai I Gedung Wisma Fajar Senayan, Jalan Pintu Satu Senayan, Jakarta Pusat, terlihat kumuh dan berantakan Selasa (27/2).

Foto: Koran Jakarta/M. Fachri

Terletak di Jalan Pintu Satu Senayan, Jakarta Pusat, Wisma Fajar terlihat kumuh dan berantakan. Semula, bangunan setinggi 10 lantai ini digunakan sebagai wisma atlet yang beraktivitas di kawasan Senayan.

Bangunan di samping Hotel Century, Senayan itu, tampak hanya ditutupi seng. Namun, menjulangnya gedung ini ditengarai bakal menjadi noda perhelatan Asian Games Agustus mendatang. Pasalnya, Wisma Fajar mirip rumah hantu, cat terkelupas, dan dipenuhi puing-puing.

Dari tiga blok Wisma Fajar, hanya satu blok yang terlihat ada aktivitas. Itupun hanya terlihat beberapa pekerja bangunan dan petugas kebersihan yang menumpang berteduh di sana. Blok paling barat ini, seringkali ditempati pekerja kasar untuk menumpang tidur sementara waktu.

Setiap lantai, hanya dipenuhi debu dan onggokan sampah. Di beberapa pojok, tampak tikar atau kasur bekas yang digunakan pekerja kasar beristirahat. Setiap lantai di blok kosong, tanpa fasilitas furniture apapun. Hanya kayu-kayu bekas saja yang teronggok di beberapa tempat.

Menurut Syarif, 52 tahun, petugas kebersihan di Wisma Fajar, aset-aset berharga seperti meja, kursi, sofa, tempat tidur dan lemari, ditempatkan di dua blok lainnya. Namun, kedua blok itu tidak bisa diakses secara bebas oleh masyarakat umum. Hanya petugas pusat pengelolaan komplek Gelora Bung Karno (PPK GBK) saja yang bisa mengaksesnya.

Saat ini, ujar Syarif, pihak pengelola telah menugaskan kontraktor swasta untuk mengecek kekuatan gedung itu. Sehingga, beberapa pekerja kasar harus bermalam di sana sekaligus menjaga aset milik Sekretariat Negara itu. Dari informasi yang diterimanya, Wisma Fajar ini bakal direnovasi untuk menyambut Asian Games

"Ya begini saja adanya, namanya juga gedung tua tidak digunakan. Sampah, debu, puing-puing berantakan. Di sini tidak ada penghuninya, kecuali penjaga sama beberapa pekerja proyek yang memeriksa gedung ini," ujar Syarif yang baru tinggal setahun di tempat itu, Selasa (27/2).

Diketahui, Wisma Fajar didirikan tahun 1974 oleh perusahaan Singapura yang diperuntukan sebagai mess bagi pegawai Singapura di Jakarta. Namun sejalan dengan waktu mess tersebut akhirnya berpindah tangan ke pengelola Gelora Senayan. Wisma Fajar ini pun dijadikan Wisma Atlet setelah direnovasi sekedarnya.

Denah Wisma Fajar tidak seperti wisma atlet pada umumnya. Setiap unit mirip denah apartemen, dengan fasilitas 3-5 kamar, ruang keluarga, dua kamar mandi, dapur dan balkon. Wisma Fajar ini digunakan atlet Senayan hingga tahun 1995.

Setelah adanya Hotel Century, para atlet pun berpindah penginapan ke sana. Bangunan wisma atlet terus memburuk. Apalagi, wisma ini sempat disewakan kepada masyarakat umum untuk tempat tinggal maupun kantor, hingga tempat tinggal pekerja dari kontraktor yang bekerja di sekitar itu.

Kini, kondisi ruangannya cukup mengenaskan. Tanpa aliran listrik. Lift mati. Bahkan, bangkai binatang pun berserakan. Adanya Asian Games 2018, wisma atlet ini pun tak dilirik. Malah, pemerintah membangun wisma atlet baru di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. Jaraknya cukup jauh dari kawasan GBK, meski venue Asian Games sebagian besar diadakan di Gelora Bung Karno (GBK).

Ketua Pusat Kajian Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansyah menganggap, Pemerintah telah menyelenggarakan kebijakan karena tidak memanfaatkan Wisma Fajar sebagai hunian atlet dalam Asean Games. Padahal, wisma Fajar sendiri merupakan aset pemerintah yang harus juga dioptimalkan pemanfaatannya.

"Sebenarnya itu masih bisa digunakan. Tinggal dipoles lagi saja, lengkapi apa yang kurang. Tapi yang sulit itu kan, ada kemauan politik nggak dari pemerintah. Berbicara kebijakan, pasti berbicara keuntungan. Kalau tidak menguntungkan secara finansial, ya secara politik," katanya.

Direktur Atlet Village Inasgoc, Andre Hilmy mengakui tidak akan memfungsikan wisma fajar sebagai wisma atlet Asian Games 2018.

Menurutnya, wisma atlet hanya difokuskan di Kemayoran, Jakarta Pusat dan beberapa hotel untuk mengakomodir atlet di Jawa Barat. Sedangkan perhelatan di Palembang, atlet akan diinapkan di Wisma Atlet Jakabaring.

"Semenjak saya jadi Direktur Wisma Atlet, kita nggak pernah singgung Wisma Fajar. Karena, di Jakarta itu hampir 11.000 atlet itu akan dipusatkan di Kemayoran. Paling kita tambah akomodasi hotel untuk di Jawa Barat, dan di Palembang juga kita tempatkan di Wisma Atlet Jakabaring," katanya.

peri irawan/P-5

Redaktur: M Husen Hamidy

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.